Djawanews.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, mengklaim bahwa Pekalongan merupakan kota perintis penanganan stunting alias gizi buruk.
Sebagai informasi, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kasus stunting di Kota Pekalongan sendiri pada 2020 mencapai 9,4 persen atau naik 2,5 persen dari 2019 yang sebelumnya berada pada posisi 6,8 persen.
“Berbagai upaya dan komitmen ini kami galang, supaya perhatian seluruh stakeholders terkait bisa lebih fokus lagi, baik dalam penanganan pola asuh anak, kecukupan gizi di masyarakat, dan beberapa komponen penyakit penyerta yang harus ditanggulangi. Pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan gizi juga menjadi peran penting dan perhatian bersama,” jelas Slamet melalui pernyataan resmi.
Salah satu upaya menangani stunting tersebut yakni dengan bekerja bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menerjunkan Tim Pengawas Ketersediaan Pangan yang Higienis dan Sehat demi mengontrol ketersediaan pangan dan mencegah terjadinya stunting.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.