Djawanews.com – Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak bereaksi soal klaim calon presiden (capres) dari Partai NasDem, Anies Baswedan yang menyebut dirinya punya rekam jejak yang baik dan bisa bisa diuji selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Gilbert, pernyataan Anies hanyalah bualan belaka. Anies pun tidak membeberkan apa program yang bisa dipandang berhasil selama memimpin Jakarta lima tahun terakhir.
"Apa yang disampaikan Bung Anies kan cuma narasi. Tidak ada angka disebutkan dan apanya yang berhasil. Kenapa bukan tugu sepeda dan formula E saja yang diklaim keberhasilannya? Itu orisinil karyanya? Termasuk halte di Bundaran HI," kata Gilbert kepada wartawan, Jumat, 4 November.
Meski begitu, Gilbert memandang Anies berhak menjadikan rekam jejaknya selama menjabat Gubernur DKI untuk bekal kampanye dalam Pilpres 2024. Namun, lanjut dia, kelayakan hasil kerja Anies sebagai modal pencapresan diserahkan kepada penilaian masyarakat.
"Haknya Bung Anies untuk maju sebagai capres, hak masyarakat untuk memilih siapa menurut mereka yang pas. Apa yang dilakukan Bung Anies akan dibuka ke publik lagi, mendekati pilpres Februari 2024. Semua makin terkuak nanti," ucap Gilbert.
Sebelumnya, Anies Baswedan memandang pengalaman menjadi Gubernur DKI selama lima tahun terakhir bisa menjadi bekal bagi dirinya dan para relawan pendukung untuk kemenangan Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Anies dalam deklarasi dukungan relawan IndonesiAnies kepada Anies sebagai calon presiden di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat.
"Relawan kita semua, IndonesiAnies, kita tawarkan pada rakyat Indonesia, apa yang sudah dikerjakan di Jakarta sebagai bahan untuk kita tawarkan kepada Indonesia," kata Anies, Rabu, 2 November.
Menurut Anies, demi bisa memenangkan pemilu, dirinya dan para pendukung tak cukup mengampanyekan visi dan misi calon presiden untuk dijalankan selama periode 2024-2029.
Yang tak kalah penting dalam berkampanye, lanjut Anies, adalah rekam jejak kepemimpinannya selama lima tahun di Ibu Kota.
"Yang kita tawarkan adalah rekam jejak karya yang senyatanya sudah dilakukan. Kalau rekam jejak boleh diuji, rekam jejak bisa dibahas. Kalau visi, yang menyusun tak perlu menyiapkan bukti, yang menentang pula tidak bisa menyiapkan buktinya karena sama-sama imajinasi, sama-sama tentang masa depan," urai Anies.