Djawanews.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima audiensi dari Tim Densus 88 yang dipimpin Inspektur Jenderal Polisi, Marthinus Hukom. Pertemuan membahas rencana kerja sama untuk mengoptimalkan peran penyuluh agama dalam pembinaan narapidana.
"Kami memiliki penyuluh yang tersebar hingga pelosok tanah air. Kemenag telah membuat ruang khusus untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Kementerian," kata Menag dalam keterangannya, Rabu 1 Agustus.
Ka Densus 88 Marthinus Hukom menyampaikan rencananya untuk mengoptimalkan program pembinaan, khususnya dalam menangkal terorisme di masyarakat.
"Kami berharap bisa berkoneksi dengan para penyuluh untuk pembinaan melalui media sosial," kata Marthinus.
Kata pria yang pernah menangkap Imam Samudra ini, Densus 88 diakui sudah memiliki program pembinaan yang baik. Begitu juga dengan sarana pendukungnya.
"Hanya Infrastruktur yang masih kurang, yakni lahan," tandasnya.
Para napi tersebar di rutan beberapa Polda, dan mereka bercampur dengan napi lain kasus.
"Dalam rutan kami, punya program pembinaan sedemikian rupa, dari sebelum subuh sampai saatnya istirahat. Setiap waktu silih berganti kami masukkan paham keagamaan juga kenegaraan. Menggunakan videotrone, para napi didekatkan hatinya agar tergerak kecintaannya kepada saudara sebangsanya," jelasnya.
Menurut Marthinus Hukom, pihak yang mendapat pembinaan itu tidak hanya napi, tapi juga keluarganya, baik istri atau suami, serta anak-anak dan orang tuanya. "Harapan kami napi yang tersebar dapat disatukan, karena program pembinaannya berbeda dengan pembinaan yang lainnya," kata Marthinus.
Marthinus Hukom mengaku sudah menyiapkan banyak program, namun sekarang terkendala pandemi. "Semoga setelah COVID-19 mereda, program yang tertunda bisa dijalankan. Salah satunya melakukan wisata religi," harap Marthinus.