Djawanews.com – Pakar menyebut COVID-19 di Indonesia akan masuk fase hiperendemi. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengungkap hal itu terjadi terutama karena keterbatasan SDM dalam merespons penanganan pandemi hingga kemandirian vaksin.
"Karena laju penularannya masih tinggi, kelemahan testing kita masih terjadi, perilaku yang masih belum disiplin, SDM penanganan yang terbatas di daerah-daerah Indonesia potensial memasuki hiperendemi," kata Hermawan, dikutip Djawanews dari Detik.com, Kamis, 26 Agustus.
"Jadi hiperendemi ini maknanya penyakit yang akan bertahan dengan status risiko yang masih tinggi apalagi belum ditemukan obat dan vaksinnya, Indonesia juga belum mampu secara mandiri," kata Hermawan.
Hermawan menjelaskan jika sejumlah wilayah tetap tidak memperhatikan protokol kesehatan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan terus menerus menghadapi pandemi COVID-19.
"Negara kita ini kan negara yang besar ya, terdiri dari beragam suku dan beribu pulau tapi pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT, itu akan boleh jadi tetap akan ada kasus-kasus yang muncul kembali," tutupnya.