Djawanews.com – Kebakaran hebat melanda pabrik garmen PT Agung Cipta Indah di Jalan Rancamaya, Bogor Selatan, Minggu (13/4) pagi. Insiden ini mengakibatkan operasional pabrik terhenti dan berdampak kepada sekitar 300 karyawan.
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim datang ke lokasi untuk memantau proses pemadaman api yang telah memasuki tahap pendinginan. Dalam pernyataannya, Dedie menyampaikan keprihatinan atas musibah yang menimpa pabrik penghasil produk ekspor ke Jepang tersebut.
“Kita doakan semoga bisa segera beroperasi kembali. Saat ini, tenaga kerja yang terdampak berjumlah kurang lebih 300 warga sekitar,” ujarnya.
Dalam situasi yang tidak mudah ini, Dedie Rachim menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendukung upaya perusahaan agar dapat kembali melakukan ekspor dan menyerap kembali ratusan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
Agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya juga memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk meningkatkan aspek keamanan dan keselamatan kerja.
“Dalam situasi kebakaran ini terlihat beberapa titik lemah. Pertama, alat pemadam api ringan (APAR) tersedia, tapi ruang penyimpanannya terkunci. Kedua, ada satpam, tetapi di luar tidak tersedia APAR karena semuanya berada di dalam ruangan,” jelasnya.
Dedie Rachim menekankan, bahwa pabrik-pabrik besar harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti sprinkler (alat penyemprot air bertekanan), hydrant, mitigasi bencana yang dilakukan secara berkala, serta jalur evakuasi yang jelas.
Akibat kebakaran ini, menurut informasi dari pihak perusahaan, barang-barang yang semula dijadwalkan untuk diekspor minggu depan terpaksa batal dikirim.
Terkait perizinan, Dedie Rachim menyebut bahwa perusahaan ini merupakan penerima fasilitas Kawasan Berikat dari Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Human Resource Development (HRD) PT Agung Cipta Indah, Erosita, menjelaskan bahwa api diduga pertama kali muncul dari gedung bagian depan dan dengan cepat merambat ke gedung pengepakan (packing) yang berisi barang-barang mudah terbakar.
Saat kejadian, seluruh karyawan sedang libur. Hanya dua petugas keamanan yang berjaga, satu di pintu gerbang dan satu di sekitar area dalam pabrik.
"Untuk penyebab pastinya saya tidak tahu. Tapi ada dua petugas keamanan yang berjaga. Saat patroli, mereka melihat asap dari dalam. Salah satunya langsung lari meminta bantuan ke rekan yang di depan gerbang, lalu menuju lokasi untuk menyiram air," tutur Erosita.
Ia menambahkan, tapi karena gedungnya terkunci dan di dalam banyak barang mudah terbakar seperti pakaian, sehingga api pun cepat membesar.
Erosita mengatakan, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 11.000 meter persegi itu sebenarnya sudah dilengkapi dengan APAR di setiap sudut gedung. Namun, karena semuanya berada di dalam ruangan, saat kejadian alat tersebut tidak bisa digunakan.
Pihak perusahaan berharap ke depan bisa kembali beroperasi dan melanjutkan kegiatan produksi serta ekspor, sehingga dapat kembali menyerap tenaga kerja yang saat ini berjumlah 360 orang, mayoritas warga sekitar.
Turut mendampingi Dedie Rachim, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor, Agung Prihanto, serta perwakilan dari pihak perusahaan.