Djawanews.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkap temuan mengejutkan bahwa 571.410 penerima bansos 2024 terindikasi sebagai pemain judi online berdasarkan hasil pemadanan data dengan PPATK. Nilai transaksi judi dari rekening bansos yang terdeteksi mencapai Rp957 miliar.
"Kami memerlukan koordinasi erat dengan PPATK untuk memastikan dana yang kami salurkan benar-benar termanfaatkan sesuai peruntukan. Presiden telah memberikan lampu hijau untuk kerja sama ini," jelas Gus Ipul kepada awak media usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta.
Dari total 28,4 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) penerima bansos yang dicocokkan dengan 9,7 juta NIK pemain judi online, ditemukan lebih dari setengah juta NIK yang sama. Ini berarti sekitar dua persen dari total penerima bansos teridentifikasi sebagai pemain judi online.
PPATK mencatat adanya sekitar 7,5 juta transaksi terkait judi online dari kelompok rekening bansos yang terindikasi tersebut. Gus Ipul menegaskan bahwa data ini masih parsial dan baru berasal dari satu bank. "Ini adalah hasil sementara. Kami akan melakukan analisis dan evaluasi menyeluruh setelah semua data diterima," tegasnya.
Sebelumnya, Kemensos juga menghadapi masalah dalam penyaluran bansos triwulan II tahun ini, di mana sekitar 300 ribu kasus gagal salur tercatat dari sekitar 3 juta penerima. Kendala yang ditemukan meliputi ketidaksesuaian nama dan NIK, serta lamanya seorang individu menjadi penerima bantuan hingga lebih dari satu dekade.
Menyikapi berbagai temuan ini, Kemensos sedang melakukan evaluasi mendalam terhadap profil penerima bansos. Mulai tahun 2025, penyaluran bansos telah menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen serius pemerintah untuk memastikan bansos tepat sasaran dan mencegah praktik penyalahgunaan.