Djawanews.com – Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak konser Coldplay yang rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, pada 15 November, mendatang. Alasannya, Coldplay dianggap sebagai grup band yang mendukung kampanye LGBT.
"Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT itu," ujar Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin saat dikonfirmasi, Senin, 15 Mei.
Selain itu, LGBT juga sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga, bila konser Coldplay tetap digelar dikhawatirkan dapat menyebabkan gejolak di masyarakat.
"Selain indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya umat Islam terbesar di dunia, juga LGBT sangat bertentangan dgn nilai nilai pancasila," ungkapnya.
Di sisi lain, Novel juga mengimbau kepada pihak promotor untuk membatalkan konser tersebut. Bahkan, seolah mengultimatum bakal mengelar aksi bila band Coldplay tetap manggung di Jakarta.
"Saya mengimbau agar panitia segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay karna masih banyak group musik yang tidak beraliran mendukung LGNT dan Atheis," ungkapnya.
"Kalau masih nekat, maka kita akan gelar aksi besar dengan memblokir lokasi atau kita akan kepung bandara," sambung Novel.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penyelenggaraan konser Coldplay tersebut.
“Beberapa hari ke depan ini, akan sangat menentukan. Mohon dukungan dari semua pihak,” kata Sandiaga.
“(Kemudian) dari pemerintah sendiri sangat positif terhadap kemungkinan ajang ini konser ini akan dilakukan di sini. Di akhri tahun. Tapi kepastian dari beberapa hari ke depan akan terlihat. Semakin terang,” sambungnya.
Kendati demikian, Sandiaga meminta masyarakat tidak mengambil kesimpulan terkait penentuan konser band asal Inggris itu di Indonesia.
"Mohon dukungan dari semua pihak, mohon bersabar jangan sampai kita mengambil beberapa kesimpulan," kata dia