Djawanews - Kabar duka bagi dunia farmasi Indonesia. Novilia Sjafri Bachtiar yang menjadi kepala tim peneliti uji klinis vaksin Sinovac di tanah air dari Bio Farma, meninggal akibat terpapar virus Corona.
Kabar duka dari Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma ini disampaikan melalui akun media sosial Bio Farma, Rabu, 7 Juli.
"Segenap Keluarga Besar Bio Farma berduka cita atas meninggalnya Dr. Novilia Sjafri Bachriar, dr., M.Kes. (Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma)," tulis akun ini.
Universitas Padjajaran juga menyampaikan duka citanya atas kepergian Novilia. Perempuan tangguh ini menjadi dosen luar biasa di Fakultas Farmasi Unpad.
"Pimpinan dan segenap Keluarga Besar Universitas Padjadjaran mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes. (Dosen Luar Biasa Fakultas Farmasi Unpad)," tulis pengumuman tersebut.
Novilia mengawal proses uji klinis vaksin Covid-19 yang sudah dimulai sejak Agustus 2020. Vaksin yang diujicobakan adalah buatan perusahaan farmasi China, Sinovac. Vaksin itu dikemas dengan nama CoronaVac. Untuk pengembangan vaksin Covid-19, Novilia sempat mengungkapkan Bio Farma bekerjasama dengan salah satu produsen vaksin asal China yaitu Sinovac.
View this post on Instagram
Namun, saat itu vaksin tersebut masih belum memasuki uji klinis fase 3, sehingga demi mempercepat pelaksanaan vaksinasi, Indonesia akhirnya turut berkontribusi melaksanakan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac.
Untuk standar produksi vaksin Covid-19, Novila menjelaskan bahwa pihaknya mengacu pada pedoman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan pedoman dari WHO. Selain itu, dia menjelaskan alasan memilih vaksin inactivated, karena Bio Farma sudah paham dengan platform teknologinya.