Djawanews - Jumat pagi, 28 Mei 2021. Di sela kegiatan Mider Praja, Gibran Rakabuming datang ke Puskesmas di Kelurahan Gajahan. Wali Kota Solo ini mau memantau proses vaksinasi bagi lansia.
Tiba di puskesmas itu, Gibran mendapati kondisi yang masih sepi. Cuma ada 1 orang peserta vaksinasi, seorang lansia. Gibran agak sedikit terkejut karena nenek ini tidak ada yang menemani.
Ketika tiba, Gibran masih memakai pakaian bersepeda, dengan helm, sarung tangan serta wajah tertutup buff. Dengan terus membungkuk, Gibran bertanya-tanya kepada nenek itu. Dia juga bertanya kepada petugas puskesmas sudah tahap apa nenek ini dalam proses vaksinasi.
Dilansir dari Channel YouTube Berita Surakarta, Gibran melihat nenek yang mengenakan pakaian serban cokelat ini memang sendiri tidak ada yang menemani. Tidak ada penjelasan detail siapa nenek ini dan ke mana keluarganya.
"Ta tungguin saja kalau gitu," kata Gibran sambil duduk di samping nenek ini di ruang tunggu.
Gibran ikut mengantar nenek ini ke loket observasi. Putra Presiden ini bahkan ikut menggeser beberapa kursi agar nenek ini bisa leluasa berjalan sambil dipapah petugas.
Setelah selesai proses observasi, Gibran mengantar ke ruang penyuntikan. Gibran setia menemani nenek ini.
"Sehat yah mbah, panjang umur," kata Gibran kepada nenek ini setelah proses vaksinasi selesai.
Sebagai informasi, hari ini adalah proses vaksinasi dosis ke dua bersama pedagang pasar. Bulan Juni mendatang, proses vaksinasi baru akan menyasar masyarakat umum.
"Tapi sasarannya tetap kita tentukan," kata Gibran.
Gibran mau fokus vaksinasi kepada keluarga-keluarga dari tenaga kesehatan. Lalu juga zona-zona yang tidak pernah hijau.
"Selalu oranye, biar kita hijaukan," tandasnya.
Mider Praja
Bagi warga di luar kota Solo, mungkin terdengar asing dengan istilah Mider Praja. Tapi bagi sebagian warga Solo, pasti tidak asing lagi. Istilah Mider Praja diambil dari kata-kata bahasa jawa yakni Mider yang berarti mengembara atau pergi ke mana-mana dan Praja yang berarti negara.
Secara harfiah Mider Praja dapat diartikan berkeliling negeri, dulunya ini merupakan cara bagi raja-raja jawa atau Pangreh Praja (pejabat pemerintah) untuk melihat kondisi wilayah dan memetakan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal ini sebagai wujud perhatian pemerintah kepada wong cilik, seperti dilansir dari laman resmi Pemkot Surakarta.
Dengan filosofi tersebut, Pemerintah Kota Surakarta kembali menghidupkan Mider Praja. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada saat Presiden Joko Widodo masih menjadi Wali Kota Surakarta di periode pertama (2004-2009), kala itu F.X Hadi Rudyatmo masih menjadi wakilnya.
Mider Praja merupakan cikal-bakal munculnya istilah blusukan yang sudah identik dengan Presiden Joko Widodo sebelum menjabat RI 1. Aksi ini bisa dibilang unik, karena para pejabat Pemkot Surakarta tidak menggunakan kendaraan dinas melainkan menggunakan sepeda kayuh untuk menyusuri kampung per kampung. Alasannya sederhana, sepeda dianggap lebih leluasa digunakan untuk menyusuri gang-gang sempit yang mungkin tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.