Djawanews.com – Dunia dalam hampir sepekan ini dikabarkan dimunculkan varian baru virus COVID-19 yang diduga kini dikenal dengan varian B.1.1.529 yang diduga terdeteksi dari negara Bostwana dan Afrika Selatan.
Akibatnya, sejumlah negara dikabarkan memblokir sejumlah penerbangan dari Afrika bagian selatan dan memberlakukan karantina ketat, diantaranya Inggris, Singapura, dan Jepang. Tidak lupa Uni Eropa juga mengusulkan hal demikian, sebagaimana dilansir dari BBC.
Adapun negara-negara Afrika bagian selatan yang diblokade sementara tersebut ialah Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Eswatini (sebelumnya Swaziland), dan Lesotho.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan memakan waktu beberapa pekan untuk memahami dampak dan tingkat penularan varian baru, meskipun hal itu disebut sangat berbeda dengan lainnya yang muncul selama ini.
Mengingat ini versi yang paling banyak bermutasi, yang berarti vaksin, yang dirancang menggunakan strain COVID-19 asli dari Wuhan, mungkin tidak terlalu efektif lagi.Ditambah dikabarkan hanya 24 persen warga Afrika Selatan yang baru divaksinasi penuh.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mengkritik Inggris yang merupakan negara pertama yang memberlakukan pemblokiran penerbangan sebagai respons kemunculan B.1.1.529 sebagai keputusan yang tergesa-gesa
“Keputusan Inggris untuk sementara melarang orang Afrika Selatan memasuki Inggris tampaknya telah terburu-buru karena bahkan WHO belum memberi saran tentang langkah selanjutnya,” kata Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan.
“Pembatasan yang diberlakukan selalu menyulitkan koordinasi tanggapan (COVID-19),” kata Dr John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, dikutip dari BBC Newsday, Jumat, 26 November.
“Itu tidak membantu...tidak pernah membantu mengurangi penyebaran varian apa pun di seluruh dunia,” pungkasnya.
Demikian juga dengan WHO yang dikabarkan menegur negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan dengan tergesa-gesa tanpa adanya pendekatan berbasis risiko dan ilmiah, seperti Italia, Singapura, Jepang, Inggris, Belanda, Ceko dan Jerman.
Ingin tahu tentang berita lainnya? Pantau kami di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.