Djawanews.com – Belanda jadi negara Eropa Barat pertama yang menerapkan lockdown usai mencetak rekor COVID-19. Negeri Oranye mencatatkan rekor 16.300 kasus baru pada Kamis, 11 November.
Media asal Belanda, NOS, melaporkan pemerintahan perdana menteri mark rutte bakal mengumumkan keputusan lockdown, Jumat (12/11) dalam konferensi pers.
Berdasarkan aturan lockdown, bar, restoran, dan toko-toko non-esensial lainnya diwajibkan tutup pukul 19.00 setidaknya selama tiga pekan mulai Sabtu (13/11).
Pemerintah pun mengimbau warga untuk sedapat mungkin bekerja dari rumah. Tak hanya itu, acara olahraga kembali tak boleh dihadiri penonton dalam beberapa pekan mendatang.
Sebagaimana dilansir Reuters dari CNNIndonesia.com, kasus COVID-19 di Belanda sebenarnya sudah sempat melandai tahun ini. Akan tetapi, kasus COVID perlahan naik setelah pemerintah melonggarkan aturan pembatasan pada September silam.
Untuk menanggulangi kenaikan ini, panel penasihat masalah pandemi pemerintah Belanda memberi usulan penerapan lockdown parsial pada Kamis.
Penerapan lockdown ini dianggap sebagai perubahan drastis arah kebijakan pemerintah Belanda. Sebelumnya, mereka yakin bisa mengatasi pandemi dengan vaksinasi.
Berdasarkan data pemerintah, sekitar 55 persen dari keseluruhan pasien COVID-19 di rumah sakit dan 70 persen yang dirawat di ICU merupakan warga belum divaksin.
Sementara itu, hingga kini sekitar 85 persen populasi dewasa Belanda sudah melaksanakan vaksinasi secara penuh.
Belanda bukan satu-satunya negara Eropa yang kembali diamuk COVID-19. Salah satu negara Eropa lain yang mengalami lonjakan COVID-19 adalah Jerman.
Selama dua hari ke belakang, Jerman melaporkan rekor lonjakan kasus COVID-19. Pada Kamis, Jerman bahkan mencetak rekor dengan 50 ribu kasus COVID-19 dalam sehari.
Ingin tahu informasi mengenai kabar terbaru lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews