Djawanews.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin sidang ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council atau Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN di Sofitel Nusa Dua, Bali, Senin 8 Mei.
Sidang tingkat menteri terserbut membahas membahas deklarasi Pilar Sosial Budaya yang akan disahkan oleh para Pemimpin Negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menko Muhadjir memberikan arahan tentang prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
"Sebagai pilar rakyat, saya percaya bahwa penting untuk menerjemahkan tema ASEAN Matters dan merefleksikan relevansi ASEAN bagi rakyat. Hal ini hanya dapat dicapai dengan memastikan inklusivitas ASEAN dengan benar-benar melibatkan, menghubungkan, dan mempertahankan kehadiran ASEAN di tingkat akar rumput, karena bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang kita layani," papar Muhadjir Effendy dilansir ANTARA, Senin, 8 Mei.
Dalam mendukung tema Keketuaan Indonesia, Muhadjir mengatakan Pilar Sosial Budaya ASEAN mengajukan empat dokumen komitmen bersama ASEAN yakni isu One Health, jejaring desa ASEAN, pelindungan pekerja migran dalam situasi krisis, dan pekerja migran khususnya nelayan migran sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan tetap relevan dengan perkembangan isu global.
Dalam sidang Dewan Menteri ASCC itu, Menko Muhadjir juga menyoroti beberapa prioritas penting yakni memperkuat perlindungan pekerja migran, mempercepat pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan untuk meningkatkan keterampilan masa depan generasi muda ASEAN.
Kemudian mempercepat pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antar desa ASEAN, memperkuat upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif disabilitas di wilayahnya, memperkuat arsitektur kesehatan ASEAN, serta meningkatkan peran dan partisipasi penyandang disabilitas.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan anda untuk mendukung Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023," tutur Menko Muhadjir.
Menko PMK meyakini sidang ini menjadi awal yang baik bagi Pilar Sosial Budaya untuk mencapai ASEAN yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif seperti yang dicita-citakan.
Sidang ASCC ke-29 itu dihadiri oleh Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, diantaranya Menteri Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Sekretaris Jenderal ASEAN, serta pejabat perwakilan Menteri Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Sidang juga menyambut baik keterlibatan Wakil Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi Timor Leste Signi Chandrawati Verdial sebagai observer, dan menegaskan kembali untuk bergabung dengan ASEAN.