Djawanews.com – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berada di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara meskipun sempat tersendat, namun dipastikan proyek tersebut akan tetap berjalan.
Rencananya, PLTA Kayan Berkapasitas 9.000 Mega Watt
Pembangunan PLTA Kayan sebenarnya sudah dimulai enam tahun silam, dengan ditandai "groundbreaking" atau peletakan batu pertama) pada 18 Januari 2014. Rencananya pembangkit listrik tersebut dapat menghasilkan energi dengan kapasitas 9.000 Mega Watt (MW).
Perlu diketahui, pembangunan PLTA tersebut membutuhkan dana yang cukup besar. terkait dengan hal tersebut, sumber pendanaan sendiri melibatkan pihak swasta dan BUMN.
Dari pihak swasta ada PT Kayan Hydro Energy (KHE), kemudian dari pihak BUMN terdapat yakni PT. Waskita Karya (Persero) dan PT. Hutama Karya (Persero).
Rencananya, akan dibuat lima bendungan yang dibangun secara beberapa tahap. Tahap pertama, listrik yang diproyeksikan dapat menghasilkan daya 900 MW, kemudian pada bendungan kedua 1.200 MW, bendungan ketiga dan keempat masing-masing menghasilkan 1.800 MW dan bendungan kelima dengan kapasitas 3.200 MW.
Pembangunan PLTA Kayan Terhambat Covid-19
Pembangunan PLTA terbesar di Indonesia tersebut pada tahun 2020 ini mengalami kendala lantaran mewabahnya Covid-19. Hal tersebut diakui sendiri oleh Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.
Kendala tersebut di antaranya terkait dengan proses pengiriman alat berat dan kontainer dari Surabaya ke Tanjung Selor. Pengiriman yang seharusnya dimulai pada awal bulan Maret 2020, harus gagal lantaran pandemi.
Kendati demikian, PT Kayan Hydro Energy berjanji proses mobilisasi alat berat dan peralatan lokasi pembangunan PLTA Kayan I tetap berjalan. Selain itu, beebrapa kontainer yang akan digunakan sebagai kantor dan mess karyawan juga akan turut dikirim.
PLTA Kayan Diharapkan Mencukupi Kebutuhan Listrik Kalimantan
Memiliki kapasitas yang besar, PLTA Kayan ke depannya diharapkan dapat memenuhi tiga wilayah utama di Kaltim, di antaranya Kutai Kartanegara, Balikpapan dan Samarinda.
Selain itu, listrik dari PLTA Kayan juga diharapkan dapat menyangga kebutuhahan daya di Ibu Kota Negara (IKN). Menariknya, tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan, listrik juga berpotensi untuk dijual ke Malaysia khususnya Sabah dan Serawak.
AdanyaPLTA Kayan, diharapkan adanya penghematan biaya produksi listrik lantaran selama ini sumber listrik Indonesia masih mengandalkan batu bara.
Besaran biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkit listrik menggunakan batu bara, selama ini memang masih tergolong mahal, yaitu mencapai 6—7 sen dolar AS, sedangkan apabila menggunakan tanaga air hanya menghabiskan sekitar 2 sen dolar AS.
Pembangunan PLTA telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 58/2018. Ha tersebut membuat perkembangan proyek pembangunan PLTA akan selalu dilaporkan kepada Presiden secara periodik.
Selain pembangunan PLTA Kayan di Kalimantan, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.