Djawanews.com – Setelah Taliban berhasil merebut kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini China akan mencoba untuk pengaturan dengan kelompok tersebut.
Mengutip Reuters 8 September, ditanya apakah dia khawatir China akan mendanai kelompok itu, yang dikenai sanksi berdasarkan hukum AS, Biden mengatakan kepada wartawan, "China memiliki masalah nyata dengan Taliban. Jadi mereka akan mencoba membuat beberapa pengaturan dengan Taliban".
“Saya yakin. Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang," jelas Presiden Biden, Selasa, 7 September.
Amerika Serikat dan sekutu Kelompok Tujuh (G7), telah sepakat untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban. Sementara, Washington telah memblokir akses Taliban ke cadangan Afghanistan, yang sebagian besar disimpan di Federal Reserve New York, untuk memastikan mereka memenuhi janji mereka. menghormati hak-hak perempuan dan hukum internasional.
Tetapi para ahli mengatakan banyak dari pengaruh ekonomi itu akan hilang jika China, Rusia, atau negara lain memberikan dana kepada Taliban.
Sementara itu, Italia, presidensi saat ini dari Kelompok 20 ekonomi utama (G20), yang meliputi China dan Rusia, telah mencoba untuk mengatur pertemuan G20 virtual membahas Afghanistan, tetapi tidak ada tanggal yang diumumkan, menunjukkan perselisihan di antara kelompok tersebut.
Terpisah, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam panggilan telepon pada 29 Agustus, masyarakat internasional harus terlibat dengan Taliban dan 'membimbing secara positif' mereka.
"Sambil menghormati kedaulatan Afghanistan, AS harus mengambil tindakan nyata untuk membantu Afghanistan memerangi terorisme dan menghentikan kekerasan, daripada bermain standar ganda atau memerangi terorisme secara selektif," kata Wang,
Kendati demikian, China belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan, meski Wang pada Juli menjamu Mullah Abdul Ghani Baradar, yang sejak itu ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.
Diberitakan sebelumnya, Taliban resmi mengumumkan struktur baru pemerintahan Afghanistan. Mullah Hassan Akhund, yang merupakan rekan pendiri kelompok ini Mullah Omar, ditunjuk sebagai kepala pemerintahan dengan Mullah Abdul Ghani Baradar yang merupakan kepala kantor politik Taliban sebagai wakilnya, menurut juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Dia menambahkan, beberapa kementerian masih harus diisi sambil menunggu perburuan orang-orang yang memenuhi syarat.
Menanggapi hal ini, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan di Air Force One, ketika Presiden Joe Biden terbang ke New York, tidak akan ada pengakuan pemerintah Taliban segera.