Djawanews.com - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy punya keyakinan pandemi pasti akan berakhir. Meski lonjakan Covid di Indonesia justru sedang ganas-ganasnya.
Dalam diskusi virtual Masjid Kampus UGM, Muhadjir yakin kalau tak ada virus yang akan bertahan hingga kiamat. Ini tentunya berlaku juga untuk virus Corona atau Covid-19.
"Kalau saya, namanya wabah pasti itu akan berakhir. Kapan. Tidak ada cerita wabah sampai kiamat, itu nggak ada. Apalagi dalam kaitannya dengan Corona," kata Muhadjir, Sabtu, 10 Juli.
Dunia juga pernah mengalami masalah kesehatan yang demikian gawat. Covid-19 bukanlah penyakit pertama yang bisa menjangkiti dunia. Tahun 1918, ada Flu Spanyol yang juga lebih dahsyat ketika menyebar.
Mewabahnya flu Spanyol adalah cerita kelam peradaban manusia. Virus Influenza tipe A subtipe H1N1 merenggut 21 hingga 50 juta jiwa di seluruh dunia. Dampak bahayanya Flu Spanyol sampai Indonesia, termasuk Yogyakarta, yang hancur-hancuran dilanda flu Spanyol.
Gelombang wabah itu membuat daerah kekuasaan Kesultanan Yogyakarta remuk redam. Harapan hidup rakyat Yogyakarta menurun. Pun pagebluk itu melanggeng istilah mengerikan: esuk lara sore mati, sore lara esuk mati (pagi sakit sore mati, sore sakit pagi mati).
Kasus Flu Spanyol yang paling awal dalam sejarah bersumber di lokasi latihan militer di Kamp Funston, Kansas, Amerika Serikat (AS) pada 5 Maret 1918. Akan tetapi, virus itu tak dianggap berbahaya. Dokter setempat menganggapnya sebagai flu biasa.
Nyatanya, hal itu salah besar. Virus influenza yang diderita prajurit di kamp Funston lebih ganas dan cepat menular. Buktinya, pada akhir bulan Maret, 1.000 tentara AS –38 di antaranya meninggal dunia— terjangkit virus Influenza jenis baru.
"Flu Spanyol itu Indonesia babak belur itu. Terutama Jawa Tengah, Jawa Timur. Madura itu 25 persen penduduknya tahun 1918 itu meninggal karena Kakeknya Corona ini," jelasnya.
Flu Spanyol dengan cepat menyebar hingga Asia. Di Hindia-Belanda (Indoensia), Flu Spanyol diduga dibawa oleh imigran China yang berlayar ke Nusantara Melalui Hongkong. Sulit dikendalikan, flu Spanyol menyebar ke kota-kota pelabuhan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.