Dilansir dari blog.netray.id: Film horor KKN di Desa Penari akhirnya tayang di bioskop. Meski penayangannya sempat tertunda 2 tahun, film ini nyatanya masih menarik atensi publik. Tayang di bioskop sejak 30 April 2022, film ini telah ditonton oleh lebih dari 6 juta orang dan jadi perbincangan di jagat maya Twitter. Apa yang menarik? Bagaimana perbincangan dan kecenderungan opini warganet terhadap film ini?
Media monitoring Netray memantau perbincangan topik ini di media sosial Twitter menggunakan kata kunci “kkn && desa penari”. Karena film ini diadaptasi dari cerita yang dibagikan warga Twitter dalam bentuk utas pada Juni 2019, Netray memantau data perbincangan topik sejak periode 1 Juni 2019 sampai 18 Mei 2022.
Jeda waktu 3 tahun antara penayangan film dan trendingnya cerita pada saat itu menjadi menarik untuk dianalisis. Mengapa film ini masih jadi magnet bagi warganet untuk terus diperbincangkan meskipun telah lewat 3 tahun dan beberapa kali ditunda penayangannya?
Tentang Film KKN di Desa Penari
Film KKN di Desa Penari disutradarai Awi Suryadi, skenario adaptasi ditulis oleh Lele Leila bersama Gerald Mamahit. Film produksi MD Pictures ini dibintangi oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, Fajar Nugraha, dan Kiki Narendra. Film ini menceritakan kisah perjalanan 6 mahasiswa yang sedang melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa yang menyimpan misteri dan kental suasana mistik.
Sebelum akhirnya tayang akhir April, film ini telah dua kali dijadwalkan tayang di bioskop pada 19 Maret 2020 dan 24 Februari 2022. Akan tetapi keduanya dibatalkan karena pandemi Covid-19 yang memaksa seluruh bioskop di Indonesia melakukan aturan pembatasan.
Mengutip platform datafilmindonesia.or.id, jumlah penonton film KKN Desa di Penari hingga 19 Mei 2022 mencapai 6,277 juta dan menempati urutan pertama sebagai film laris tahun 2022 atau di urutan ketiga sepanjang 2007-2022.
Awal Mula Kisah KKN Desa Penari dan Animo Masyarakat Twitter Kala Itu
Kisah KKN Desa Penari naik di Twitter pertama kali pada 24 Juni 2019 yang ditulis oleh akun @SimpleM81378523. Ada 500 twit lebih yang terbagi dalam beberapa utas dengan 2 sudut pandang tokoh, yaitu dari Widya dan Nur. Ia mengklaim bahwa cerita tersebut merupakan sebuah pengalaman atau kisah nyata narasumber yang melakukan KKN pada tahun 2009 silam. Sebagai bentuk penghormatan dan menciptakan rasa aman terhadap privasi narasumber, ia menyamarkan nama, lokasi, kampus, hingga fakultas yang bersangkutan.
Cerita ini mendapat banyak impresi dari warganet sehingga menjadi viral kala itu. Hingga saat ini, thread yang diberi judul KKN di Desa Penari tersebut telah meraih ratusan ribu impresi, baik dalam bentuk like, comment, dan retweet. Tak hanya menempati trending Twitter, kisah horor berlatar belakang kisah nyata ini juga telah diterbitkan dalam bentuk buku pada sekitar September 2019 oleh penerbit Bukune.
Tak berselang lama, MD Pictures mengumumkan akan mengadaptasi cerita tersebut menjadi sebuah film. Sutradara dan beberapa pemeran utama diumumkan pada 22 September 2019 oleh akun Twitter Flick Magazine. Adapun proses pengambilan gambar dimulai pada 10 Desember 2019 dan selesai pada 21 Januari 2020 dengan total 33 hari proses syuting.
Sejak saat itu, animo warganet terhadap film ini cukup tinggi. Namun, film yang seharusnya sudah bisa ditonton pada kuartal pertama tahun 2020 ini mengalami penundaan tayang. Padahal pengumuman siap tayang sudah beberapa kali disampaikan.
Warganet Tetap Antusias Sambut Film KKN di Desa Penari Setelah Tertunda 2 Tahun
Hasil pemantuan media monitoring Netray selama periode 1 Januari-19 Mei 2022 memperlihatkan adanya dua puncak perbincangan yang memiliki intensitas perbincangan kata kunci “kkn desa penari” paling tinggi, yaitu pada bulan Februari dan Mei. Hal ini terkait penundaan jadwal tayang film yang diumumkan akun Twitter @MDPictures pada 10 Februari yang mengundang kekecewaan warganet.
Meskipun sempat kecewa, nyatanya pengumuman penayangan film pada pertengahan April ini tetap menarik banyak impresi. Puncak perbincangan film terjadi pada bulan Mei. Hasil pantauan Netray selanjutnya selama 1-19 Mei 2022 kata kunci “kkn desa penari” diperbincangkan dalam 27,4 ribu twit dari total lebih dari 13,6 ribu akun Twitter.
Perbincangan film ini di Twitter didominasi oleh opini yang berimbang, sentimen positif dan negatif tidak terpaut jauh. Masing-masing di angka 6 ribuan. Adapun impresi perbincangan selama periode terkait mencapai 659 juta reaksi dengan potensi jangkauan hingga 156 juta akun. Sejumlah akun komunitas menonton film seperti @WatchmenID hingga @moviemenfess turut meramaikan diskusi perfilman Indonesia ini di Twitter.
Berdasarkan analisis Top Word Netray, perbincangan film KKN Desa Penari berisi seputar ulasan film, kendala tiket habis, dan, bentuk-bentuk impresi lain seperti yang tertuang dalam kata serem ataupun bagus. Sementara karakter yang paling menarik perhatian atau banyak disebut adalah badarawuhi dan bima.
Film ini juga diperbincangkan bersama sejumlah film lain yang tengah tayang seperti Kuntilanak dan Doctor Strange. Selain itu kisah horor lain tulisan SimpleMan berjudul “Sewu Dino” juga menarik perhatian karena diduga juga akan segera difilmkan, menyusul KKN di Desa Penari ini.
Tak hanya Indonesia, warganet Malaysia juga terpantau antusias membicarakan film ini. Bahkan, menurut twit akun @bicaraboxoffice, film KKN Desa Penari di Malaysia juga berhasil menaklukan film Doctor Strange in The Multiverse off Madness yang tengah trending di lingkup global.
Jika diamati berdasarkan ulasan negatif dan positif warganet Twitter yang membagikan impresinya di Twitter, film ini paling banyak diburu karena rasa penasaran penonton. Mengingat cerita KKN Desa Penari yang viral kala itu. Selain ingin melihat bagaimana tulisan SimpleMan ini divisualisasikan dalam bentuk film, warganet juga ingin membuktikan apakah film ini bagus atau tidak. Sebab opini negatif dan positif terhadap film ini terlihat cukup berimbang di Twitter sehinga semakin mengundang rasa penasaran.
Demikian hasil analisis Netray, simak analisis terkini lainnya melalui https://blog.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID.
Editor: Irwan Syambudi