Ada tujuh macam motif Batik Solo yang popular di kalangan masyarakat dan sarat akan makna.
Kota Solo terkenal sebagai kota dengan kekentalan budaya Jawa serta keluhuran budi. Tidak hanya itu, Solo juga terkenal sebagai Kota Batik dengan motif yang sarat akan makna.
Sebagai salah satu Kota Batik, Solo memiliki beragam motif batik diproduksi secara turun temurun. Proses pembuatannya pun kini sudah semakin berkembang misalnya dengan teknik batik tulis, batik cap ataupun batik printing.
Makna dibalik motif batik solo
Sebenarnya, ada banyak sekali motif Batik Solo. Bahkan jumlah motif batik solo diperkirakan mencapai ratusan hingga ribuan. Akan tetapi, ada tujuh macam motif batik solo yang paling terkenal serta sarat akan makna, di antaranya:
- Motif Sidomukti
Batik Sidomukti merupakan jenis batik yang paling banyak ditemukan karena amat populer dikalangan masyarakat. Kata sidomukti sendiri berasal dari dua kata yakni sido dan mukti.
Kata sido bermakna berkesinambungan dan kata mukti memiliki arti kecukupan. Motif ini merujuk kepada sepasang kekasih yang memutuskan untuk hidup bersama, berbahagia serta memiliki hidup yang makmur.
- Motif Sawat
Kata sawat berati bermakna sayap. Adapula yang mengatakan bahwa sawat berasal dari kata syahwat dan nafsu.
Jika dicermati, Motif Sawat ini memiliki bentuk sayap dengan pola sedemikian rupa. Motif batik ini juga kerap dimaknai sebagai kendaraan Dewa Wisnu yakni burung garuda yang melambangkan kekuasaan.
- Motif Parang
Asal tau saja, Motif Parang merupakan motif batik yang tua di Tanah Air dan sudah ada sejak era Keraton Mataram Kartasuro.
Akar kata dari parang adalah ‘pereng’ yak bermakna lereng. Perengan dilukis dengan garis menurun dari yang paling tinggi hingga yang terendah dengan diagonal.
Dalam Motif Parang terdapat susunan motif ‘S’ yang saling berhunbungan. Huruf sendiri merujuk pada samudra yang memiliki makna semangat tak pernah padam.
- Motif Truntum
Arti dari kata Truntum adalah penuntun. Motif ini menunjukkan peran penting perempuan dalam menjadi pendidik serta panutan bagi anak-anaknya.
Motif ini dibuat oleh Kanjeng Ratu Kencana, seorang Permaisuri dari Sunan Paku Buwana III.
- Motif Satrio Manah
Motif ini bisanya kerap dipakai oleh wali dari pengantin pria pada saat proses lamaran. Motif ini menyiratkan makna agar lamaran dari pihak laki-laki diterima oleh pihak perempuan beserta seluruh keluarganya.
- Motif Semen Rante
Jikalau motif Satrio Manah kerap dpakai laki-laki pada saat prosesi lamaran, maka motif Semen Rantai sering dupakai perempuan pada saat dipinang.
Motif ini menunjukkan pertautan dari sepasang kekasih dan menunjukkan cinta yang selalau bersemi. Motif ini juga menyiratkan makna sebuah ikatan yang kokoh.
Ada tiga corak yang menjadi ciri khas dari batik ini perta corak yang berkaitan dengan daratan semisal tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua corak yang berkaitan dengan udara, seperti burung serta corak yang berkaitan dengan air seperti ular dan ikan.
Ketiga corak tersebut dikaitkan dengan paham triloka yakni ajaran tentang tiga dunia, dunia tengah sebagai tempat manusia, dunia atas yang merupakan lokasi bersemayamnya dewa dan dunia bawah tempat yang penuh dengan angkara murka.
- Motif Kawung
Motif Batik Solo yang satu ini memiliki corak yang unik berupa bulatan-bulatan mirip buah kawung (sejenis kolang-kaling). Ada juga yang melihat motif ini sebagai bunga teratai dengan 4 lembar dauh bunga merekah. Bagi masyarakat Jawa, bunga teratai melambangkan kesucian atau umur panjang.