Dilansir dari blog.netray.id: Pernyataan Giring Ganesha kembali menarik atensi masyarakat Twitter yang terekam dalam jejak trending topik pagi ini. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut ramai dibicarakan sehubungan dengan pernyataan kontroversialnya tempo hari. Pada acara puncak HUT PSI yang ke-7, Giring menyinggung soal ‘pemimpin pembohong’. Menurutnya, Indonesia akan suram jika yang terpilih (sebagai presiden) kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Jokowi karena tidak becus bekerja. Giring melontarkan pernyataan tersebut saat membuka acara pada Selasa, 22 Desember 2021 di Ballroom Djakarta Theater sekitar pukul 15.30 WIB.
Pernyataan Giring Soal ‘Pemimpin Pembohong’ dalam Sambutan HUT PSI
Di Twitter, isu ini pertama kali dikabarkan oleh portal media @VIVAcoid pada sekitar pukul 15.46 WIB. Dengan sebait judul “Di Depan Jokowi, Giring Sebut Tak Ingin Indonesia Dipimpin Pembohong” banyak warganet yang terpancing dan tertarik untuk ikut beropini. Perbincangan pada 22 Desember pun naik sejak sore itu, membicarakan pernyataan Giring dengan dominasi sentimen negatif.
Sebenarnya, pernyataan kontroversial Giring terkait ‘pemimpin pembohong’ bukan baru terjadi kali ini saja. Pada September lalu, pernyataan ‘pembohong’ ini bahkan terang-terangan ia lemparkan kepada Anies Baswedan ketika menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta tersebut. Kala itu, sentimen negatif untuk Giring naik tajam hingga 30 ribu tweet di akhir September. Sebagian besar menyerang Giring karena pernyataannya tersebut dinilai sangat berani dan tidak berdasar. Netray sempat menelisik benang merah masalah perseteruan Anies-Giring ini pada artikel Kedekatan Entitas Giring dan Anies dalam Pantauan Netray.
Top Words; Giring, Jokowi, dan Anies
Maka, kali ini meskipun Giring tidak secara gamblang menyebut siapa sosok pembohong yang dimaksud, masyarakat seolah sudah satu paham. Dalam rangkuman Top Words perbincangan di Twitter, nama Anies kerap disebut-sebut setelah Giring dan Jokowi.
Jika mengamati Top Words di atas, dapat kita lihat sejumlah kosakata yang berkaitan dengan topik seputar pernyataan Giring yang diulang-ulang. Dengan kata lain, keramaian perbincangan topik Giring kali ini pada dasarnya hanya membahas sepotong pernyataan Giring yang dikemukakan tadi. Sehingga elemen ‘pemimpin pembohong’, ‘tidak becus’, ‘pernah dipecat’, dan ‘sambutan di depan Jokowi’ menjadi dasar pembahasan. Karena membicarakan soal pemimpin Indonesia, elemen politik seperti partai tidak dilepaskan dari perbincangan ini. Namun, yang sedikit janggal dari kumpulan kosa kata di atas adalah #km50monumenkebiadaban.
Setelah ditelusuri, tidak terlihat adanya asal usul penggunaan tagar jika dikaitkan dengan Giring. Tagar ini muncul sejak sebelum topik Giring naik dan memang digunakan oleh sekelompok akun untuk mengkritisi tragedi pembunuhan 6 laskar FPI. Baru kemudian setelah topik Giring ramai, tagar tersebut turut digunakan untuk beropini perihal pernyataan Giring. Jadi, tagar ini tidak murni dibuat untuk mengkritisi Giring semata sehingga wajar jika terkesan tidak ‘nyambung’.
Mengapa Pernyataan Giring Menarik Atensi Publik
Lalu mengapa pernyataan Giring masih menarik atensi masyarakat Twitter meski itu bukan hal yang baru? Barangkali karena apa yang disampaikan Giring secara tidak langsung berkaitan dengan Anies. Seperti yang pernah Netray amati sebelumnya, entitas Giring dan Anies begitu dekat sejak awal tahun 2021. Sebagian besar pernyataan, sikap, dan kritik Giring yang berkaitan dengan Anies selalu menarik perhatian publik. Meskipun harus dengan sentimen negatif, eksistensi Giring terlihat pada momen-momen tersebut. Demikian halnya yang terjadi saat ini.
Selain karena diangkat oleh portal media, Netray juga melihat bahwa isu ini didorong oleh sekelompok buzzer yang tidak ingin melewatkan momen ini. Menariknya, bukan buzzer Anies ataupun Giring yang lebih keras bersuara di sini. Netray justru melihat pergolakan kelompok kontra pemerintah yang mencoba membuka celah rujukan lain. Jika sebagian besar warganet beranggapan bahwa ‘pemimpin pembohong’ yang disampaikan Giring merujuk ke ‘Anies’, kelompok kontra pemerintah justru menanggapinya secara satire. Sehingga menganggap pernyataan Giring adalah sindiran langsung untuk Presiden Jokowi.
Maka dari itu, bukan hal yang mengherankan apabila dalam perbincangan topik ini kelompok kontra pemerintah turut andil bersuara. Mereka memanfaatkan momen ini untuk menggeser referensi lain dari ‘pemimpin pembohong’ yang tadinya kental disematkan untuk Anies menjadi kepada Jokowi.
Jadi, selain terpantik oleh judul-judul yang dinaikkan oleh portal media, atensi netizen juga dipicu oleh suara kelompok dengan kepentingan tertentu, baik kontra terhadap Anies hinga pro-kontra terhadap Jokowi. Kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok warganet yang dengan kepentingannya masing-masing memecah fokus, menyampaikan sudut pandang baru soal rujukan ‘pemimpin pembohong’ yang diutarakan Giring.