PLTA Cirata mampu menghasilkan energi dengan kapasitas 1.008 megawatt.
Indonesia telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar (PLTA) terbesar di kawasan Asia Tenggara yang berada di Purwakarta yang dikenal dengan nama PLTA Cirata. Pembangkit ini telah beroperasi sejak 25 Mei 1998 silam, dan sempat menjadi PLTA terbesar di Asia sebelum China membendung sungai kuning.
PLTA Cirata merupakan bagian dari Waduk Kaskade aliran Sungai Citarum yang meliputi Saguling, Cirata, Djuanda serta Jatiluhur. Pembangkit ini dibangun diatas tanah dengan luas lahan genangan sebesar 6.200 hektare dan berkapasitas 1.008 megawatt.
PLTA Cirata mampu suplai listrik se Jawa-Bali
Pembangkit Listrik Tenaga Air Cirata mempunyai fasilitas khusus yang dinamakan dengan Automatic Generatian Control dan Black Start yang digunakan untuk line charging. Fasilitias ini membuat PLTA Cirata dapat masuk ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.
PLTA Cirata mengandalkan gerak air Sungai Citarum yang melalui bendungan dan mengalir ke dalam terowongan sejauh 640 meter. Aliran air tersebut kemudian akan menggerakkan turbin di delapan unit yang di miliki PLTA Cirata.
Setelah melewati terowongan, air akan dialirkan menuju penstock dengan kemiringan 60 derajat untuk menambah tekanan dan kecepatan. Selanjutnya, air akan masuk dan membuat turbin berputar dengan kecepatan 187,5 rpm yang terhubung ke generator dan akan menghasilkan tegangan listrik dengan tegangan sebesar 16,5 kilo Volt (kV).
Listrik selanjutnya didistribusikan ke main transformer guna menambbah tegangan dari 16,5 kV menjadi 500 kV dan siap ditransmisikan ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.
Sebagai informasi, dalam setahun PLTA Cirata mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Giga Watt Hour (GWH) per tahun atau selaras dengan daya listrik yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit thermal sebanyak 428 ton.
Manager Keuangan UP Cirata Priyono mengungkapkan, saat ini PLTA Cirata memiliki delapa unit pembangkit yang mampu menghasilkan energi listrik sebesar 126 Megawatt.
“8 unit pembangkit kapasitas 1008 MW. Masing-masing satu unit 126 MW,” kata Priyono di PLTA Cirata, Minggu (7/7/2019) seperti dikutip dari Liputan6.com.
Dia menambahkan, pembangkit ini juga memiliki peranan penting sebagai fasilitas cadangan untuk memperkuat sistem Jawa-Bali apabila terdapat masalah dalam distribusi aliran listrik.
“Pada saat sistem Jawa-Bali ada trip (gangguan) maka Cirata bisa memasok listrik cepat sekitar 5-6 menit karena punya line charging,” terang Priyono.
PLTA Cirata beroperasi sejak pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. Pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini telah berkontribusi terhadap suplai listrik saat beban puncak terjadi di Jawa-Bali.