Dilansir dari blog.netray.id: Meski sudah tak lagi menjabat Menteri Kesehatan, sosok dr. Terawan Agus Putranto masih memikat media massa. Belakangan ini namanya cukup sering hadir dalam sebuah pemberitaan. Pensiunan Jenderal TNI yang juga memiliki gelar spesialis di bidang radiologi ini secara langsung maupun tidak langsung ambil bagian dalam sejumlah isu.
Dalam 2 minggu terakhir, yakni sejak tanggal 23 Maret 2022 hingga 5 April 2022, Netray menemukan bahwa total 81 media massa nasional telah menulis setidaknya 1.540 artikel yang menyebut figur dr. Terawan Putranto di dalamnya. Pemantauan ini hanya menggunakan kata kunci terawan guna mengumpulkan berita dari situs media massa online.
Pelacakan Klaster Isu dalam Kategori Pemberitaan Terawan
Kategori “health & lifetsyle” menyumbang pemberitaan yang mengandung kata kunci terbanyak dengan total 1.002 artikel. Berita yang masuk kategori ini sebagian besar memiliki sangkut paut dengan relasi Terawan dan statusnya sebagai dokter atau ahli kesehatan. Berita pemecatan dr. Terawan dari keanggotan IDI menjadi isu yang paling banyak muncul dalam kategori ini.
Apabila dirujuk pada grafik Top Issue, maka klaster isu seperti “Adib Khumaidi”, “Izin Praktik Dokter”, dan “Stroke” merupakan bagian dari kategori ini. Oleh IDI yang dipimpin Adib Khumaidi, mantan menteri kesehatan ini dinilai melanggar sejumlah kode etik kedokteran. Salah satunya adalah kewajiban untuk berhati-hati saat mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang kebenarannya belum teruji.
Isu ini berkaitan erat dengan klaster isu yang tergabung dalam kategori “education”. Pasalnya pelanggaran yang dilakukan oleh dr Terawan adalah imbas pengumuman risetnya tentang “terapi cuci otak” untuk pengidap penyakit “stroke” dan “vaksin nusantara”. Terapi cuci otak adalah disertasi yang ia buat ketika mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin Makassar.
IDI mensinyalir adanya tekanan terhadap dosen pembimbingnya untuk meloloskan riset disertasi tersebut. Alasan ini yang menjadi penguatan pemecatan hingga pencabutan izin praktik dr Terawan. Dari sini isu kembali melekat di kategori lain yakni “politic” dan “government”. Yakni untuk klaster isu seperti “Komisi IX DPR RI” dan “UU Praktik Kedokteran”.
Tekanan balik ke organisasi IDI mulai berdatangan. IDI mendapat undangan rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI. Sejumlah anggota secara bergiliran mencecar IDI dengan sejumlah pertanyaan. Mulai dari rencana penyelesaian masalah dengan dr Terawan hingga transparansi iuran anggota.
Akan tetapi pernyataan paling menonjol dari komisi tersebut datang dari anggota DPR Fraksi Nasdem Irma Suryani Chaniago yang meminta IDI dibubarkan saja. Ia menduga adanya ketidakadilan dari IDI terhadap dr Terawan dan posisi IDI yang hanya organisasi profesi semata.
Pejabat legislatif juga memberi tekanan ke IDI melalui Menkumham Yasonna Laoly dan Menkopolhukam Mahfud MD. Yasonna meminta posisi IDI harus dievaluasi dan mengusulkan jika izin praktik dokter diserahkan ke pemerintah. Sedangkan Mahfud memberi testimoni bahwa perawatan terapi cuci otak dan vaksin nusantara milik dr Terawan bagus hasilnya.
Statistik Pemantauan Media Massa
Pemberitaan media massa masih cukup berimbang kala memberikan perspektif terkait ihwal dokter Terawan. Sejauh pemantauan Netray, ditemukan 506 berita ditulis dengan sudut pandang positif. Sedangkan 744 artikel lainnya membahas dr Terawan dengan sentimen negatif. Sentimen tersebut bisa diartikan bahwa beberapa artikel berusaha menyudutkan posisinya dengan menerima sikap IDI. Atau artikel-artikel lain justru berupaya memperbaiki citra sang dokter dengan mengakomodir testimoni dan pendapat sejumlah pejabat.
Wacana ini mulai muncul pada tanggal 25 Maret 2022 malam hari, yakni saat IDI mengumumkan pemecatan dr Terawan Agus Putranto atas rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Pemberitaan kemudian melonjak drastis keesokan harinya dan mencapai puncak pada tanggal 28 Maret 2022. Hingga akhir periode pemantauan, artikel yang mengandung kata kunci terawan masih cukup sering ditemukan.
Warta Ekonomi menjadi media massa yang paling gencar memberitakan sosok mantan menteri kesehatan ini. Laman berita daring ini menerbitkan 156 artikel selama 2 minggu periode pemantauan. Di tempat kedua terdapat laman Suara yang menerbitkan 135 artikel. Laman Tribunnews menempati posisi ketiga karena menayangkan 109 berita selama periode pemantauan.
Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://blog.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID.