Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Memantau Wacana Revisi UU ITE dan Alasan Kenapa Harus

Memantau Wacana Revisi UU ITE dan Alasan Kenapa Harus

Usman Mahendra
Usman Mahendra 23 September 2021 at 12:29pm

Dilansir dari blog.netray.id: Setelah sekian lama menjadi polemik lantaran pasal karet yang memakan banyak korban, akhirnya pada 15 September kemarin, Badan Legislasi DPR RI bersama dengan Pemerintah dan DPD RI menyepakati usulan perubahan terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (revisi UU ITE) masuk ke Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021. Tentu hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat terutama para korban UU ITE yang telah merasakan ganasnya pasal ini.

Sebelum jauh membahas poin-poin yang akan direvisi, Media Monitoring Netray akan mencoba menelusuri jejak wacana revisi UU ITE ini serta beberapa hal yang mendorongnya; termasuk bagaimana pasal-pasal UU ITE tetap memakan banyak korban meski sempat direvisi di tahun 2016 dan bagaimana korban akhirnya terbebas dari ancaman hukuman pasal sapujagad ini.

Menilik Statistik Kasus UU ITE Sepanjang 2016-2020

Disahkan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 April 2008, UU ITE atau Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 ini berisi 13 bab dan 53 pasal. UU ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum akan informasi dan transaksi elektronik sehingga kejahatan siber yang sebelumnya begitu marak diharapkan dapat diberangus dengan UU ini. Sejak diundangkan, jumlah kasus UU ITE berdasarkan catatan SAFEnet hingga 2020 mencapai 350 kasus.

Namun, dalam perjalanannya UU ini laksana sapujagad yang dapat digunakan untuk menjerat siapa saja, khususnya terkait penghinaan dan pencemaran nama baik yang diatur dalam Pasal 27 ayat (3). Kasus Prita Mulyasari yang harus berurusan dengan pengadilan setelah menulis komplain terhadap layanan rumah sakit karena dianggap mencemarkan rumah sakit menjadi awal mula polemik pasal karet ini. Sejumlah lembaga pun meminta MK membatalkan Pasal 27 ayat (3) yang dinilai mengancam kebebasan berkespresi yang seharusnya dijamin konstitusi. Hingga revisi UU ITE tahun 2016, Pemerintah dan DPR tetap sepakat mempertahankan pasal pencemaran nama baik tersebut. Lalu bagaimana dengan statistik kasus UU ITE sepanjang 2016-2020? Masihkah pasal 27 ayat (3) menjadi momok kebebasan berekspresi masyarakat?

Berdasarkan data statistik yang Netray peroleh dari SAFEnet, terlihat bahwa sejak 2016, kasus UU ITE masih didominasi oleh laporan defamasi atau pencemaran nama baik yang merujuk Pasal 27 ayat (3) sebanyak 136 laporan dan Pasal 310-311 KUHP sebanyak 42 laporan serta laporan ujaran kebencian yang merujuk Pasal 28 ayat (2) sebanyak 87 laporan. Artinya, keampuhan sejumlah pasal sapujagad tersebut bukanlah omong kosong belaka.

Bahkan, dari daftar profesi yang paling banyak diadukan dalam kasus ini mulai dari warga, aktivis, buruh, hingga jurnalis menunjukkan bahwa penilaian soal pasal UU ITE lebih banyak mengancam kebebasan berekspresi masyarakat ketimbang menjamin kepastian hukum akan informasi dan transaksi elektronik pada umumnya dapat dibenarkan.

Dalam daftar kasus yang diterbitkan SAFEnet, kita juga dapat melihat bahwa sebagian besar kasus UU ITE yang dilaporkan sepanjang 2016-2020 bersumber dari media sosial. Paling banyak adalah unggahan dari Facebook. Dalam kaitannya dengan produk jurnalistik, media online juga menjadi sasaran. Tak heran apabila pada awal diundangakan, Dewan Pers khawatir UU ini berpotensi mengancam kemerdekaan pers dan kemerdekaan berekspresi masyarakat. Oleh karena itu, revisi UU ITE beberapa kali diserukan termasuk salah satunya oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia karena UU ini kerap menjadi alat untuk mengkriminalisasi jurnalis.

Kekacauan sejumlah pasal UU ITE juga dapat dilihat dari bagaimana proses hukum dari kasus-kasus ini, di mana sebagian besar hanya mandek di kepolisian. Jika dilihat dari status penahanan/hukuman, sebesar 65% kasus UU ITE di 5 tahun terakhir hanya menggantung tanpa keterangan. Bukankah hal ini seperti lingkaran kesia-siaan; pasal karet, korban berjatuhan dan proses hukum mengambang? Demikian gambaran kasar alasan mendasar sejumlah organisasi dan perorangan meneriakkan revisi UU ITE.

Bahkan menilik aduan kasus dan cerita yang dibagikan para korban UU ITE di https://semuabisakena.jaring.id/, dapat diketahui bahwa sebagian besar korban yang tidak cukup dana untuk menyewa pengacara hanya mengandalkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk melepaskannya dari jeratan UU ITE. Tak hanya memakan biaya, waktu, dan tenaga, terjebak dalam kasus UU ITE juga menyisakan trauma psikologis.

Meski pada beberapa kasus, Netray juga melihat tingginya dukungan netizen di media sosial Twitter dalam mengawal sejumlah aktivis hingga jurnalis yang terseret kasus ini. Seperti yang terekam media monitoring Netray dalam kasus Dandhy Laksono dan Ananda Badudu pada 2019 atau Jerinx pada 2020 lalu. Peran netizen dalam mengawal kasus UU ITE memang tak sedikit yang akhirnya menuai keberhasilan. Beberapa tuntutan dan petisi yang digulirkan netizen melalui change.org merekam perjuangan mereka dalam memenangkan Ananda Badudu atau Baiq Nuril. Namun, haruskah netizen turun tangan untuk setiap kasus UU ITE yang tidak sedikit memakan korban ini? Tentu saja pengkajian ulang terhadap UU ini menjadi alternatif terbaik.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-38.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-39.png

Mengawal Topik Revisi UU ITE di Media

Dari pantauan media monitoring Netray, wacana revisi UU ITE terlihat deras sejak Februari 2021. Hal ini menyusul arahan Presiden Joko Widodo pada 15 Februari yang disampaikan dalam rapat dengan pimpinan dari TNI dan Polri. Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo selektif dalam menerima aduan warga soal UU ITE serta membuat pedoman UU ITE agar pasal-pasal yang ada di dalamnya tidak multitafsir. Apabila Undang-Undang ITE tidak bisa memberikan rasa keadilan bagi masyarakat ia akan meminta DPR untuk bersama-sama merevisi UU ini.

perkembangan topik revisi uu ite
This image has an empty alt attribute; its file name is image-29.png

Kemenko Polhukam kemudian ditugaskan untuk membentuk tim kajian UU ITE. Di antaranya adalah tim penyusun kriteria implementasi pasal-pasal dalam UU ITE dan tim rencana revisi yang akan melibatkan sejumlah elemen masyarakat, seperti pakar dan LSM untuk mendiskusikan pasal-pasal yang dianggap karet dan diskriminatif.

Mengutip laman aptika.kominfo.go.id, Menko Polhukam mengatakan ada empat pasal yang akan direvisi yaitu pasal 27, 28, 29, dan 36. Empat pasal tersebut mengatur kesusilaan, fitnah dan pencemaran nama baik, ujaran kebencian, hingga ancaman secara elektronik. Selain itu, akan ada penambahan pasal 45C. Menurutnya revisi serta penambahan pasal berguna untuk menghilangkan multitafsir pada UU ITE.

Namun, sejak usulan revisi UU ITE disepakati masuk Prolegnas 2021 oleh Baleg DPR dan Pemerintah, belum ada perkembangan lebih lanjut mengenai topik ini. Media pemberitaan terpantau sepi, demikian pula dengan netizen di media sosial Twitter yang terlihat tidak begitu antusias mengawal isu ini.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-33.png

Kekhawatiran serupa diutarakan Damar Juniarto dalam tweet-nya menanggapi masuknya revisi UU ITE ke Prolegnas Prioritas 2021. Ia merasa senang sekaligus cemas apabila upaya revisi nantinya tidak seperti yang diharapkan banyak orang. Maka, ia meminta warganet untuk tetap mengawal revisi ini. Namun, tweet-nya tidak mendapat banyak impresi. Entah karena membicarakan isu ini terlalu dini atau masyarakat memang belum begitu tertarik untuk berkomentar.

Demikian pantauan Netray. Semoga upaya pemerintah menuju keadilan yang lebih beradab dapat kita rasakan nantinya. Jangan lupa, tetap kawal bersama.

Bagikan:
#media monitoring netray#revisi uu ite#uu ite

Berita Terkait

    Pemprov DKI Targetkan 1.530 Pencari Kerja Terserap Lewat Job Fair Tingkat Kecamatan
    Berita Hari Ini

    Pemprov DKI Targetkan 1.530 Pencari Kerja Terserap Lewat Job Fair Tingkat Kecamatan

    Djawanews.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan rutin menggelar bursa kerja (job fair) di tingkat kecamatan setiap bulan sepanjang 2025. Program ini ditargetkan bisa menyerap 1.530 pencari kerja ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Mensos Tegaskan Tidak Ada Seleksi Akademik untuk Masuk Sekolah Rakyat
    Berita Hari Ini

    Mensos Tegaskan Tidak Ada Seleksi Akademik untuk Masuk Sekolah Rakyat

    MS Hadi 18 May 2025 09:19
  • Pelabuhan Benoa Bali Catat 50.000 Turis Kapal Pesiar Singgah Selama Januari-April 2025
    Berita Hari Ini

    Pelabuhan Benoa Bali Catat 50.000 Turis Kapal Pesiar Singgah Selama Januari-April 2025

    MS Hadi 18 May 2025 07:16
  • Konferensi ke-19 PUIC Lahirkan Jakarta Declaration: Desak Sanksi Isolasi terhadap Israel dan Dukung Palestina Merdeka
    Berita Hari Ini

    Konferensi ke-19 PUIC Lahirkan Jakarta Declaration: Desak Sanksi Isolasi terhadap Israel dan Dukung Palestina Merdeka

    Djawanews.com – Konferensi ke-19 Parlemen Negara-Negara OKI (PUIC) melahirkan Jakarta Declaration (Deklarasi Jakarta). Salah salah poin utamanya yakni mendesak tindakan kolektif internasional untuk memberikan sanksi isolasi kepada ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • BGN Buka Lowongan Kerja bagi 90.000 Lulusan Sarjana untuk Dukung Program MBG
    Berita Hari Ini

    BGN Buka Lowongan Kerja bagi 90.000 Lulusan Sarjana untuk Dukung Program MBG

    MS Hadi 17 May 2025 10:11
  • Kemenkes Siagakan Layanan Kesehatan Haji 24 Jam, Terutama di Titik Strategis
    Berita Hari Ini

    Kemenkes Siagakan Layanan Kesehatan Haji 24 Jam, Terutama di Titik Strategis

    MS Hadi 17 May 2025 07:16

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Disdik DKI Larang Pungutan Biaya Wisuda di Sekolah, Berlaku untuk Semua Jenjang
Berita Hari Ini

1

Disdik DKI Larang Pungutan Biaya Wisuda di Sekolah, Berlaku untuk Semua Jenjang

AHY: Pertumbuhan Hijau Harus Jadi Strategi Global, Bukan Sekadar Slogan Rep/Cam: Nuryanto
Berita Hari Ini

2

AHY: Pertumbuhan Hijau Harus Jadi Strategi Global, Bukan Sekadar Slogan Rep/Cam: Nuryanto

Kepala BNN Jamin Pengguna Narkoba yang Lapor untuk Rehabilitasi Tidak Akan Dihukum
Berita Hari Ini

3

Kepala BNN Jamin Pengguna Narkoba yang Lapor untuk Rehabilitasi Tidak Akan Dihukum

Pelajaran Coding dan AI Diajarkan di Sekolah Mulai Tahun Ini, Tunggu Permendikdasmen
Berita Hari Ini

4

Pelajaran Coding dan AI Diajarkan di Sekolah Mulai Tahun Ini, Tunggu Permendikdasmen

Khawatir Privasi, Begini Cara Nonaktifkan Fitur Recall di Windows 11
Berita Hari Ini

5

Khawatir Privasi, Begini Cara Nonaktifkan Fitur Recall di Windows 11

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up