Djawanews.com – Ramai di media sosial perihal menteri kabinet Presiden Jokowi terlibat dugaan skandal dengan seorang wanita bernama Rifa Handayani. Terkait hal ini, Kolumnis Hersubeno Arief turut angkat bicara.
“Media sosial dihebohkan dengan adanya kabar yakni laporan skandal intimidasi oleh seorang Ketua Umum parpol dan istrinya terhadap seorang wanita. Nama wanita ini Rifa Handayani. Pria yang jabat sebagai ketum parpol itu juga disebut-sebut jadi salah satu menteri di kabinet Jokowi,” kata Hersubeno dalam kanal YouTube Hersubeno Point, dikutip pada Kamis, 16 Desember.
“Beritanya cukup heboh, saya sudah menerima kabar itu sebelum ada berita di media. Saya dengan selentingan gosip itu,” sambungnya.
Namun yang membuat Hersubeno heran adalah kabar yang viral di media sosial tersebut justru tak tersentuh oleh media-media massa nasional.
“Kemudian baru tadi pagi saya mendapatkan beritanya dan yang menarik berita-berita itu tidak muncul di media-media massa konvensional nasional, media-media besar, ini menjadi menarik perhatian. Karena agak aneh kalau berita semacam ini luput dari media massa nasional,” ujarnya.
Biasanya kasus yang sudah dilaporkan ke pihak berwajib akan dikabarkan oleh banyak media massa, namun mengapa tidak terjadi dengan kasus ini.
“Karena ini sudah dilaporkan ke polisi. Yang menjadi pertanyan saya, mengapa berita ini tidak muncul di media massa nasional, apakah mereka memang lolos, bobol, wartawannya diam atau wartawannya hanya mangkal di Mabes Polri tidak mengetahui laporan ini. Atau mereka menganggap what and see, berhati-hati karena berita ini cukup sensitif, apalagi berkaitan dengan ketum parpol besar dan juga seorang menteri,” jelas Hersubeno.
Hersubeno sebaliknya menjelaskan bahwa yang mengabarkan isu skandal Menteri AH ini justru media-media kecil.
Namun justru ada yang janggal, sebuah berita yang dikabarkan oleh media massa justru hilang dan tidak dapat diakses kembali.
“Yang cukup menarik malah berita ini muncul di media-media pinggiran. Agak menarik, ketika pagi saya menerima beritanya masih utuh, masih lengkap. Tapi ketika siang hari beritanya tidak ada lagi, jadi linknya masih ada tapi beritanya tak ada,” imbuhnya.