Upaya Prabowo Subianto mensyaratkan Rizieq Shihab pulang tanah air dalam upaya rekonsiliasi pasca pemilu 2019 menuai polemik.
Agenda Rizieq Shihab pulang ke Indonesia sebenarnya sudah beberapa kali beredar. Namun kepulangan pentolan Front Pembela Islam (FPI) tersebut kembali bergaung setelah Prabowo mengajukannya sebagai syarat rekonsiliasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepentingan Rizieq Shihab Pulang Indonesia
Sudah lebih dari dua tahun Rizieq terhitung menetap di Arab Saudi. Sebelumnya Rizieq terjerat dengan sejumlah kasus hukum, di antaranya sebagai tersangka kasus dugaan konten pornografi bersama Firza Husein, dan dugaan penghinaan Pancasila.
Selama di Arab, Rizieq aktif menggalang massa di Pilpres 2019 dan merancang Ijtimak Ulama untuk memberikan dukungan kepada pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Imam besar FPI yang tidak kunjung-kunjung pulang. Lalu apa kepentingan Prabowo mengajukan kepulangan Rizieq? Seberapa penting Rizieq?
- Menghibur Pendukung
Dilansir dari CNN Indonesia (11/07/2019), Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas mengatakan jika syarat pemulangan Rizieq hanya retorika dari Gerindra.
“Retorika saja, retorika untuk meng-entertain kelompok 212 dan FPI supaya Gerindra dianggap sebagai pembela mereka,” kata Abbas dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu (10/7).
Pengajuan syarat pemulangan Rizieq adalah upaya Gerindra dalam menjaga basis massa dari kelompok Islam Alumni 212 dan FPI. Meskipun syarat tersebut, menurut Abbas tidak memiliki daya tawar politik karena Mahkamah Konstitusi (MK) menolak sengketa Pilpres 2019 yang diajukan Kubu Prabowo-Sandi.
- Persiapan Pilpres 2024
Rencana kepulangan Rizieq Shihab tidak jauh dari kepentingan politik lima tahun mendatang. Saat ini Gerindra sadar jika Rizieq adalah panutan kelompok tertentu yang memiliki massa banyak.
Rizieq merupakan ikon bagi gerakan yang memiliki dampak dalam perpolitikan di Indonesia. Sehingga kepulangan Rizieq dapat menjadi modal untuk kepentingan Gerindra di tahun 2024.
- Penting dan Tidak Penting
Mungkin bagi pihak yang berkepentingan atas kepulangan Rizieq Shibah akan sangat mengharapkan kepulangannya ke tanah air. Namun pergerakan Rizieq dengan masanya yang bagi pihak tertentu membahayakan, kepulangan Rizieq adalah agenda yang sangat tidak penting.
Saat ini keberadaan Rizieq di Arab sudah melebihi batas dan sudah harus membayar denda overstay. Permasalahan overstay Rizieq menurut Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel adalah yang membuat Rizieq tidak bisa pulang ke Indonesia.
Apabila Rizieq ingin meninggalkan Indonesia, maka dirinya harus membayar denda overstay terlebih dahulu sebesar Rp110 juta per orang. Namun denda tersebut dapat dibayarkan asal Rizieq tidak tercatat memiliki masalah hukum di Arab Saudi.
Hingga kini kepulangan dan permasalahan Rizieq di Arab masih menjadi teka-teki. Rencana Rizieq Shihab pulang ke tanah air masih menjadi wacana. Masih perlu Rizieq pulang?