Inilah Alasan Presiden Jokowi Bentuk Kementerian Investasi.
Presiden terpilih periode 2019-2024 Joko Widodo berencana akan mengubah formasi susunan kabinet kerja di periode keduanya.
Salah satu perubahan yang dilakukan Presiden Jokowi adalah membentuk kementerian yang fokus menangani investasi. Nantinya, Kementerian investasi ini akan konsentrasi di digital dan kreatif.
Jokowi mengungkapkan, untuk jumlah kursi kabinet dipastikan akan tetap sama yakni 34 Kementerian. Namun, dia menyebut aka nada kementerian yang bakal dilebur, misalnya menteri luar negeri juga mmenangani diplomasi ekonomi.
Mantan Walikota Solo ini menyebutkan bahwa formasi kabinet ini bisa diumumkan sebelum Oktober.
“Kabinet bisa diumumkan kapan saja, tidak perlu menunggu Oktober,” tuturnya.
Selain itu, nama kabinet disebut Jokowi sudah final dan siap diumumkan. Jokowi memastikan 34 Kementerian tidak ada penambahan atau pengurangan.
“Jumlahnya menteri 34,” tutur Jokowi.
Sebanyak 34 kursi menteri ini disebut Jokowi akann dibahas menyeluruh dengan sembilan partai pengusungnya di Pilpres 2019 lalu.
Jokowi juga tidak menutup pintu untuk partai lain yang ingin bergabung ke dalam koalisinya. Jokowi juga telah mengatakan bahwa komposisi kabiner selanjutnya bakal diisi oleh kalangan profesional. Namun, dia juga membuka opsi jumlah kalangan professional dan parpol berimbang dalam kabinet.
Alasan Jokowi Bentuk Kementerian Investasi
Sebelumnya, pembentukan Kementerian Investasi ini sudah disampaikan Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2019 di Tangerang, Banten pada Selasa (12/3) lalu.
Jokowi sebelumnya berniat akan menambah dua menteri, yakni menteri investasi dan mmenteri ekspor khusus.
“Saya sudah sampaikan di rapat kabinet. Apakah dalam situasi seperti ini perlu menteri investasi dan menteri ekspor khusus? Wong negara lain juga sama. Menteri khusus investasi dan menteri khusus ekspor. Jadi ada dua menter,” tuturnya.
Alasan Jokowi bakal membentuk menteri investasi dan menteri ekspor yakni karena masalah ekspor dan investadi di Indonesia sudah diketahui dan dimengerti jalan keluarnya, namun tidak bisa dituntaskan.
“Saya akan lihat alur mana yang enggak benar di titik tertentu,” katanya.
Pertumbuhan ekspor nasional dan investasi dalam setahun terakhir memang kurang menggembirakan. Padahal kedua sektor tersebut diprioritaskan karena menjadi andalan dalam menopang pertumbuhan ekonomi dimasa mendatang.
Apakah rencana Jokowi membentuk kementerian investasi ini bakal terealisasikan, mengingat pertumbuhan investasi di Indonesia masih lemah dan kurang menggembirakan. Kita lihat saja nanti yak!