Djawanews.com – Layang-layang ramai diterbangkan pada musim kali ini, hal tersebut membuat salah satu paranormal Yogyakarta Ki Hadi Suryo Pamungkas menjelaskan tanda-tanda alam, salah satunya adalah “Kalasuba”
Pimpinan Padepokan Caroko, Bangunjiwo Kasihan Bantul tersebut menuturkan jika musim layang-layang bukan suatu kebetulan, lantaran dibarengi dengan musim lampion di China.
“Permainan dengan menerbangkan sesuatu ke angkasa dan menjadi semacam musim, itu bukan kebetulan,” jelas Ki Hadi, dilansir dari KR, (12/10). “Ada pertanda alam di balik fenomena tersebut.”
Ki Hadi menjelaskan jika layang-layang dan lampion adalah simbol kebebasan. Sehingga orang-orang yang memainkan layang-layang dan lampion berarti sedang mengekspresikan jiwa kebebasan.
“Itu seperti proses kehidupan. Sekarang sedang terbangun kesadaran masyarakat untuk ‘menaikkan’ harapan. Menerbangkan harapan, disertai strategi dan teknik yang pas agar bisa mencapai apa yang diharapkan,” katanya.
Untuk itu, Ki Hadi menjelaskan jika kini Nusantara sedang masuk pada masa kalasuba, yang dimaknai sebagai era kembalinya kejayaan. Hal tersebut lantaran pada 15 Sura lalu, menurut Ki Hadi masyarakat sedang mengalami masa pagebluk Covid-19.
“Siklusnya memang seperti itu. Seperti orang bercocok tanam di sawah. Ketika tanaman padi diserang hama, lalu tanaman dipotong dan dibakar. Dibiarkan jatuh ke tanah. Karena terkena proses pembakaran yang panas, tanah jadi retak-retak. Lalu dialiri air. Tanaman yang dulu terkena penyakit, setelah menyatu ke tanah dan direndam air, menjadi pupuk penyubur tanaman padi berikutnya,” terang Ki Hadi.
Selain makna layang-layang menurut paranormal Yogyakarta, Ki Hadi, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.