Rachman Gobel, mantan Menteri Perdagangan telah membongkar stategi perdagangan valuta asing (foreign exchange/forex) nakal yang mengelabuhi masyarakat.
Pertama, dengan menggaet tokoh-tokoh untuk memancing masyarakat dan membentuk kepercayaan di publik.
Gobel menuturkan pialang abal-abal bisanya juga menggandeng oknum permerintahan serta aparat. Hal ini jelas, untuk memudahkan pialang forex mendapatkan korban.
“Setelah berhasil ngendon di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu dan telah terhimpun dana ratusan miliar atau triliunan rupiah, mereka lalu kabur,” Ujar Gobel, dikutip dari Antara, Kamis (23/12).
Kedua, pialang forex akan menjanjikan uang dengan jumlah sangat tinggi kepada masyarakat. Rata-rata berkisar 20 persen sampai 40 persen dari uang yang disetor ke pialang.
“Awalnya mereka benar, ksih untung, sehingga ada kepercayaan dan menambah
setoran dananya. Setelah itu mereka kabur,” ujar Gobel.
Karenanya, ia mengatakan pada pemerintah dan penegak hukum harus segera memberantas pialang forex nakal. Mereka seringkali mengincar mayarakat di daerah.
“ini akan melemahkan ketahanan nasional dan semakin memiskinkan masyarakat,” ujar Gobel.
Wakil ketua DPR itu juga mengakui miris ketika melihat fenomena forex nakal yang beroperasi di daerah-daerah. Sebab, pialang juga memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR).
“Para pedagang forex nakal ini ikut membantu masyarakat untuk mendapatkan KUR, mereka umumna petani, pedagang kecil, dan pelaku usaha mikro dan kecil. Setelah KUR cair, uangnya mereka ambil untuk bisnis forex yang kemudian dibawa kabru,” jelas Gobel.
Ia juga menghimbau pada masyarakat untuk tak termakan iming-iming keuntungan dan harapan palsu dari pialang forex nakal tersebut.
Baca artikel terkait forex. Simak berita menarik lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.