Djawanews.com – Alat deteksi gempa canggih ini diciptakan oleh peneliti dari tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alat deteksi tersebut merupakan pengembangan dari sistem peringatan dini gempa bumi berbasis Internet of Thing (IoT). Menariknya, alat tersebut dapat memprediksi terjadinya gempa bumi sejak dua minggu sebelum terjadi.
Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Prof Ir Sunarno menjelaskan jika alat Early Warning System (EWS) tersebut memiliki algoritma khusus.
Sunarno menjelaskan algoritma didasari oleh perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.
Fenomena kemunculan paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan dan permukaan air tanah yang naik turun secara signifikan adalah tanda akan adanya gempa di lempengan.
“Dari EWS gempa alogaritma yang kami kembangkan bisa tahu 1 sampai 3 hari sebelum gempa. Jika gempa besar diatas 6 SR sekitar 2 minggu sebelumnya alat ini sudah mulai memberikan peringatan,” jelas Sunarno dilansir dari KR, (28/9).