Djawanews.com – Amerika Serikat (AS) dan China terlibat dalam perlombaan senjata hipersonik. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat (Secretary of the US Air Force) Frank Kendall.
Frank juga mengatakan militer AS tertinggal dalam pengembangan senjata hipersonik.
"Ada perlombaan senjata. Kompetensi ini tidak hanya melihat peningkatan jumlah, tapi juga peningkatan kualitas. Sayang, perlombaan (senjata) itu sudah berlangsung cukup lama," kata Frank, dilansir dari Russia Today, Kamis, 2 Desember.
Frank berkomentar bahwa China sudah mendahului AS dalam pengembangan senjata, sementara Amerika Serikat tidak melakukan apa-apa untuk mengimbangi.
“Saya suka A-10 (Thunderbolt II). Hercules C-130 adalah pesawat hebat yang sangat mampu dan sangat efektif untuk banyak misi. MQ-9 Reaper (drone) sangat efektif untuk melawan terorisme dan lain sebagainya. Mereka masih berguna tapi tidak ada satu pun yang membuat China takut,” kata Frank.
Para petinggi militer AS sudah membunyikan alarm atas dugaan keuntungan negeri Tirai Bambu dalam teknologi militer mutakhir.
Sebuah laporan mengatakan bahwa China telah melakukan uji coba senjata hipersonik pada musim panas lalu.
Namun China membantah tuduhan AS atas uji coba senjata hipersonik tersebut.
Wakil Kepala Staf Angkatan Luar Angkasa AS Jenderal David D Thompson juga menegaskan bahwa posisi AS jauh di belakang China dan Rusia dalam hal senjata hipersonik.
“Kami tidak secanggih China atau Rusia. Itu harus diakui," tegas Thompson.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews