Djawanews.com – Selama masa libur lebaran, kunjungan wisatawan di Malioboro Yogyakarta menurun. Tercatat, hanya ada 500-700 pengunjung setiap harinya.
Menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, ia menjelaskan bahwa penurunan jumlah pengunjung ini sangat drastis. Dibandingkan hari-hari sebelumnya, meskipun di tengah pandemi Covid-19, pengunjung harian Malioboro diluar libur lebaran mencapai 2.000 - 3.000 pengunjung.
“Karena jumlah wisatawan Malioboro menurun, otomatis jumlah kunjungan dan orang menginap di hotel sangat rendah. Termasuk di masa libur lebaran ini, sejumlah destinasi wisata dan hotel sangat rendah kunjungannya.” Ungkap Heroe.
Sektor industri pariwisata di Yogyakarta sedang mengalami penurunan yang cukup besar di masa libur lebaran. Adanya kebijakan larangan mudik menjadi faktor utama menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta.
Selain pariwisata, industri kuliner juga sedang lesu. Terpantau banyak pelaku industri kuliner dan wisata di Yogyakarta mengungkapkan lesunya industri pariwisata dan kuliner di Malioboro.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY juga mengungkapkan okupansi atau tingkat hunian hotel di DIY di masa libur lebaran tahun ini sangat rendah yakni hanya 0,9 persen.
Meskipun demikian, pemerintah DIY menyarankan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan staycation di hotel-hotel di Yogyakarta untuk meningkatkan jumlah hunian hotel di Yogyakarta.
Penurunan jumlah wisatawan selama masa libur lebaran di Maliobro menjadi pukulan telak bagi para pedagang di Malioboro. Beberapa pedagang memilih tidak berjualan dan menunggu masa libur lebaran usai.