Djawanews.com – Pegiat media sosial Ade Armando melontarkan pernyataan kontroversial lagi. Kali ini ia menyebut gerakan hijrah tidak relevan dan justru bisa memicu perpecahan di Indonesia.
Seperti diketahui Gerakan hijrah saat ini marak dilakukan di Indonesia, mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga selebriti. Lantas, kenapa Ade Armando bisa menyebut gerakan hijrah di Indonesia membahayakan?
Ade Armando menyoroti hijrah sebagai gaya hidup baru yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia pada beberapa waktu ini.
"Belakangan ini ada gaya hidup baru terutama di kalangan kelas menengah muslim di Indonesia, gaya hidup hijrah," ujar Ade dalam kanal YouTube CokroTV, dikutip dari hops.id pada Rabu, 11 Mei.
Menurut Ade, gerakan hijrah tersebut mempunyai elemen yang berbahaya. Ia menjelaskan jika hijrah pertama dilakukan pada jaman Nabi Muhammad dari kota Makkah ke Madinah,
"Tapi gerakan hijrah ini menurut saya punya elemen yang berbahaya. Hijrah itu punya arti pindah dari satu tempat ke tempat lain," ujarnya.
"Pertanyaannya sekarang, apakah hijrah relevan untuk Indonesia? Terus terang menurut saya seperti yang tadi saya katakan gerakan hijrah ini bukan cuma tidak relevan namun juga berdampak buruk," lanjutnya.
Ia mengatakan, seseorang atau satu kaum perlu berhijrah jika dirasa ada sesuatu yang bertentangan dan memusuhi Islam. Hal itu pun dilakukan pada zaman Nabi Muhammad yang berhijrah karena di Makkah kaumnya mengalami tindakan persekusi dan dimusuhi.
"Gerakan hijrah itu didasarkan pada satu asumsi penting, mereka perlu berhijrah karena masyarakat di mana mereka hidup bertentangan dan bahkan memusuhi Islam," ujarnya.
Karena itu, menurutnya, Indonesia perlu ada gerakan hijrah jika Islam mengalami penindasan atau ancaman.
"Dengan demikian gerakan hijrah baru relevan jika Islam ditindas dan diancam di Indonesia," tutur Ade.
Dosen Universitas Indonesia ini takut jika dengan adanya gerakan hijrah akan ada sebuah pandangan rendah pada mereka yang tidak berhijrah, atau pandangan rendah kaum mayoritas pada minoritas.
"Mereka yang berhijrah akan melihat mereka yang tidak berhijrah sebagai kalangan lebih rendah yang harus dijauhi atau bahkan dimusuhi," ujarnya.
"Lebih buruknya lagi, mereka akan memandang kaum non Islam sebagai musuh yang mengancam dan harus diperangi. Dengan demikian, gerakan hijrah menjadi sebuah gerakan yang memecah belah bangsa," pungkasnya.