Djawanews.com – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Hidayatullah memberikan komentar mengenai pembangunan (Ibu Kota Negara) IKN Nusantara. Hidayatullah memberikan kritik mengenai proyek IKN baru Nusantara. Menurutnya, biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan IKN pasti besar.
Ia merasa tak yakin dengan pemerintah yang akan melakukan pembangunan IKN Nusantara itu. Hidayatullah menyinggung soal proyek tol laut yang dinilai gagal. Hidayatullah mengatakan, mengubah wilayah kosong menjadi IKN merupakan tugas yang kompleks bagi pemerintah.
“Berbagai infrastruktur yang memadai perlu dibangun guna menunjang kegiatan perekonomian. Berdasar catatan kami, dalam periode pemerintahan Joko Widodo, terdapat pembangunan infrastruktur yang dinilai gagal mencapai tujuannya,” kata Hidayatullah pada Kamis, 17 Maret.
Proyek IKN Nusantara Dibandingkan dengan Program Pemerintah Tol Laut yang Gagal
Lebih lanjut, Hidayatullah menjelaskan bahwa proyek tol laut yang digencarkan sejak 2015 merupakan program kerja pemerintah yang gagal. Padahal, anggaran yang direalisasikan untuk tol laut mencapai Rp1,61 triliun untuk periode tahun 2016-2020.
Kemudian, puncaknya ada pada tahun 2020 yang mencapai Rp364,14 miliar.
“Total anggaran yang tergolong signifikan ini belum mencakup biaya pembangunan kapal yang mencapai Rp50 triliun. Namun, sangat disayangkan bahwa berbagai upaya menggelontorkan dana sangat fantastis ini belum memberikan hasil yang optimal guna mencapai orientasi kebijakan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa disparitas harga antara daerah Barat seperti DKI Jakarta dengan Makassar, Manokwari, dan Papua pada 2021 tidak mengalami penurunan yang signifikan.
“Misalnya, harga komoditas bawang merah 60 persen lebih tinggi di Indonesia bagian timur dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Sedangkan pada tahun 2016, disparitas harga untuk komoditas yang sama hanyalah 20 persen,” bebernya.
Menurutnya, kegagalan tol laut menimbulkan keraguan terkait proyek IKN. “Misalnya, harga komoditas bawang merah 60 persen lebih tinggi di Indonesia bagian timur dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Sedangkan pada tahun 2016, disparitas harga untuk komoditas yang sama hanyalah 20 persen,” ungkapnya.
Hidayatullah menegaskan sebaiknya keuangan diprioritaskan untuk penanganan pandemi COVID-19 daripada proyek IKN Nusantara. “Padahal, kemampuan finansial Indonesia saat ini masih perlu diprioritaskan untuk penanganan pandemi COVID-19,” tandasnya.
Dapatkan arta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.