Djawanews.com - Situasi politik dan keamanan di Afghanistan masih jauh dari kata damai seperti yang dijanjikan Taliban setelah berhasil mengusai negara ini. Kini Afghanistan dihadapkan terjadinya kemungkinan perang saudara.
Peringatan itu disampaikan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Rusia memeringatkan perang saudara tetapi berjanji tidak akan 'campur tangan' di Afghanistan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin 23 Agustus.
"Berpotensi, ada risiko perang saudara baru di Afghanistan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Tentu saja, tidak ada yang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa ini," kata Peskov.
Rusia menyaksikan pengambilalihan Taliban di Afghanistan dengan prihatin. Antara lain, kekhawatiran para pejuang di Asia Tengah bisa menembus wilayah bekas Soviet.
Peskov mengatakan situasi saat ini menimbulkan "bahaya dan ancaman tambahan".
Taliban mengklaim berhasil menguasai Afghanistan. Ternyata belum semua daerah Afghanistan berhasil sepenuhnya ada di bawah cengkraman mereka.
Nama daerah itu Lembah Panjshir. Lokasinya ada di sisi timur Afghanistan, berbatasan langsung dengan Pakistan, Di Lembah Panjshir, menjadi markas orang-orang anti-Taliban yang begitu militan.
Ini juga yang jadi alasan Taliban mengirim ratusan pejuangnya menuju Lembah Panjshir.
Di Lembah Panjshir, Pemimpin anti-Taliban Ahmad Massoud mengatakan pasukannya siap untuk berperang jika Taliban mencoba untuk mengambil alih. Mereka menolak untuk tunduk terhadap kelompok itu.
Ahmad Massoud masih berharap untuk bisa mengadakan pembicaraan secara damai dengan kelompok yang merebut kekuasaan di Kabul seminggu yang lalu.
"Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi," kata Massoud.