Djawanews.com – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi magnitudo 7,8 SR yang mengguncang Turki dan Suriah pada awal pekan ini telah meningkat melebihi 15.000 jiwa. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah hadir mengupayakan yang terbaik dan tidak akan membiarkan rakyatnya berjuang sendiri.
Pihak berwenang menyebut, korban tewas di Turki dan Suriah tercatat sudah mencapai 15.383 jiwa. Korban di Turki melonjak lebih dari 3.000 dalam hitungan jam dan sekarang menjadi 12.391, menurut Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki pada Kamis, seperti mengutip CNN 9 Februari.
Sementara, jumlah total kematian di Suriah setidaknya 2.992, termasuk 1.730 di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut, menurut kelompok pertahanan sipil "White Helmets", serta tambahan 1.262 kematian di bagian yang dikuasai pemerintah Suriah.
Presiden Erdogan berjanji untuk mengambil setiap langkah yang diperlukan, tidak akan meninggalkan warganya, saat mengunjungi beberapa lokasi terdampak gempa.
Dikatakan olehnya, respons pertama bencana alam tersebut terkendala masalah di bandara dan jalan raya, namun kini kondisinya disebut sudah terkendali.
"Tidak diragukan lagi pekerjaan kami tidak mudah. Sulitnya kondisi cuaca menambah besarnya dan prevalensi kerusakan akibat gempa ini, yang dirasakan di area seluas 500 kilometer yang didiami sekitar 13,5 juta orang," ungkap Presiden Erdogan.
"Meskipun demikian, kami mengerahkan semua sumber daya negara dan bangsa dan mengarahkan mereka ke daerah bencana," ujarnya.
"Tentu ada kekurangan. Kondisinya jelas. Tidak mungkin bersiap untuk bencana seperti itu. Kami tidak akan membiarkan warga negara kami tidak diperhatikan," tandasnya.
Diketahui, Presiden Erdogan telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan ke depan, yang berlaku di 10 provinsi yang terdampak gempa bumi.