Dilansir dari blog.netray.id: Kasus kematian semasa diklat atau masa orientasi dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Akhir-akhir ini media tengah dihebohkan dengan kabar tewasnya seorang mahasiswa UNS yang tengah menjalani pendidikan dan latihan dalam menjadi anggota resimen mahasiswa (menwa) bertajuk Pendidikan Pra Gladhi Patria XXXVI. Acara yang berlangsung dua minggu tersebut diikuti sebanyak 12 peserta diklat. Salah satunya yakni korban Gilang Endi Saputra (20 tahun) asal Karanganyar, Jawa Tengah. Gilang merupakan mahasiswa Sekolah Vokasi UNS semester 3 prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK).
Selain kasus mahasiswa UNS, dahulu pernah terjadi juga beberapa kasus kekerasan yang berada di dunia pendidikan. Salah satunya ialah kasus yang terjadi di tahun 2019 yang dialami oleh mahasiswa IPDN. Lalu kematian taruna STIP akibat kekerasan fisik juga menghiasi lini masa pemberitaan kala itu. Lantas seperti apa gambaran kasus kekerasan anak dan remaja di Indonesia? Dan bagaimana media menyoroti kasus kematian Mahasiswa UNS tersebut?
Dilansir dari Tempo, kasus kematian yang dialami oleh Gilang dinilai janggal. Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. Adanya dugaan kekerasan yang dialami korban membuat pihak kepolisian terus mengumpulkan keterangan saksi juga barang bukti. Setelah hasil autopsi keluar dan mengarah kepada tersangka yang telah dicurigai, maka polisi akan segera menggelar perkara.
Media Monitoring Netray melakukan pemantauan selama sepekan dengan periode 23-29 Oktober 2021. Hasilnya sebanyak 379 artikel yang diangkat oleh 50 portal media memberitakan kasus kematian mahasiswa UNS tersebut.
Pemberitaan menwa tersebut didominasi dengan kategori hukum sebesar 55% dan kategori pendidikan sebesar 43%. Kasus kematian ini banyak dipenuhi dengan pemberitaan bersentimen negatif dengan intensitas pergerakan grafik memuncak pada 26 Oktober. Puncak pemberitaan ini bertepatan dengan menguaknya kasus kematian Gilang yang diduga mengalami tindak kekerasan oleh panitia pelaksana Diklat.
Gema Petisi Bubarkan Menwa UNS
Unit Kegiatan Mahasiswa Menwa UNS terancam akan dibubarkan karena kasus meninggalnya Gilang Endi. Dikutip dari Bisnis Indonesia, publik telah meluncurkan petisi yang telah ditandatangani sebanyak 13 ribu orang untuk membubarkan UKM resimen mahasiswa. Sebab beberapa mahasiswa berpendapat bahwa UKM Menwa ini tidak memiliki urgensi khusus dalam dunia pendidikan.
Grafik Kekerasan pada Anak dan Remaja
Kasus bully atau kekerasan dalam dunia pendidikan memang banyak terjadi di negara ini. Dalam data yang tertuang di Komisi Perlindungan Anak Indonesia, terdapat beberapa ragam bentuk kekerasan atau perundungan yang diterima oleh anak dan remaja.
Menurut Bidang Data Informasi dan Pengaduan KPAI tahun 2020 di atas, kasus bully atau kekerasan yang berasal dari pendidikan menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus sebanyak 3,194 ribu. Artinya dalam dunia pendidikan anak dapat saja memperoleh kasus perundungan sehingga sekolah yang tadinya tempat nyaman untuk menimba ilmu menjadi tempat yang paling menakutkan untuk anak.
Kemudian beberapa media menghimpun kasus kekerasan serupa yang pernah terjadi di Indonesia melalui grafik berikut. Seperti apa gambaran kasus kekerasan mahasiswa berujung kematian yang pernah terjadi di Indonesia?
Berdasarkan artikel dari Indozone yang terbit tahun 2019, terdapat 5 kasus kekerasan yang dialami oleh mahasiswa di beberapa kampus. Kasus kekerasan yang berujung kematian tersebut sering terjadi semasa orientasi siswa baru. Kasus terakhir terjadi pada tahun 2019 yang dialami oleh mahasiswa IPDN. Kasus yang terangkum dalam grafik diatas merupakan kasus-kasus yang banyak menyita publik dan media pemberitaan pada tahun tersebut.
Tanggapan Warganet untuk Kasus Menwa
Selain memantau pada media pemberitaan, Netray juga memantau tanggapan warganet terkait kasus dugaan kekerasaan yang dialami Gilang. Selama sepekan dengan periode 23-29 Oktober, kasus kematian Gilang diperbincangkan sebanyak 22,8 ribu. Warganet mengungkapkan kesedihannya terkait musibah yang menimpa Gilang.
-
Contoh Tweet Negatif
Warganet menuliskan opini untuk membubarkan UKM resimen mahasiswa karena dinilai tidak memiliki peran penting dalam dunia akademisi. Selain itu akun @jt_yongg mengungkapkan kekesalan atas terbunuhnya Gilang ditangan UKM Menwa. Opini warganet yang lain mengungkapkan bahwa terbunuhnya Gilang karena terkena pukul bagian syaraf kepala, akan tetapi seniornya tidak mengetahuinya.
Kemudian tanggapan positif datang dari beberapa warganet yang meyakini bahwa tidak semua UKM Menwa itu berbahaya. Sebab UKM resimen mahasiswa ini mewadahi kegiatan mahasiswa dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan nasionalisme.
-
Contoh Tweet Positif
Top Akun dan Top Komplain
Gambar 1 merupakan susunan akun yang paling banyak mengulas kasus kematian mahasiswa karena diklat menwa. Akun @obiputro sebagai akun yang paling vokal memojokan UNS beserta UKM Menwa untuk mengusut kasus kematian tersebut. Akun Obiputro merupakan sebuah akun yang mewakili aliansi mahasiwa UNS yang merasa janggal dengan kematian Gilang. Sebab hasil otopsi yang dilakukan terhadap tubuh Gilang terdapat beberapa luka memar yang mencurigakan. Kemudian Gambar 2 adalah Top Komplain yang paling banyak disebutkan oleh warganet dalam tweetnya. Kata Jelek dan Goblok menjadi dua kata yang paling mewakili kemarahan warganet atas kematian Gilang. Kata umpatan di atas merupakan kata yang ditujukan warganet kepada seluruh panitia yang terlibat dalam diklat menwa tersebut.
Penutup
Kekerasan oleh senior yang menimpa mahasiswa UNS menambah deretan korban perundungan dalam dunia pendidikan. Meskipun pendidikan latihan menwa yang notabene semi militer, tidak dianjurkan menggunakan kekerasan fisik. Sebab setiap peserta ketahanan fisiknya akan berbeda-beda. Semoga penyelidikan kasus kematian Gilang segera menemukan titik terang agar semua pihak termasuk keluarga lebih tenang.