Selain berinvestasi, Softbank juga akan membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Perusahaan multinasional Softbank Group yang berkunjung ke Istana Presiden membahas beberapa hal, salah satunya adalah investasi. Dari pertemuan tersebut, Softbank berkomitmen untuk melakukan investasi di sektor energi, salah satu upayanya adalah investasi mobil listrik di Indonesia.
Mobil listrik di Indonesia dianggap punya potensi yang besar
Softbank mengaku memiliki ketertarikan sendiri terhadap potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia. Karena ketertarikan tersebut, Softbank akan berusaha membangun ekosistem yang baik. Sehingga tidak hanya terpaku pada sektor sumber daya terbarukan saja.
“Kita kaji potensinya tetapi kami sangat tertarik dan akan investasi di ekosistem,” ujar Chairman Softbank Masayoshi Son setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (29/7).
Investasi Softbank terhadap mobil listrik meliputi beberapa hal. Termasuk membangun tempat pengisian listrik bagi kendaraan listrik. Investasi Softbank kepada mobil listrik dinilai akan memperbaiki kualitas udara, khususnya di Jakarta.
Di sisi lain, saat ini pemerintah juga masih melakukan kajian terhadap pajak yang akan dibebankan pada produsen mobil listrik. Pemerintah berencana akan memberikan keringana kepada para produsen mobil listrik. Keringanan tersebut merupakan insentif yang diberikan pemerintah kepada produsen mobil listrik agar industrinya berkembang.
“Sebenarnya pasti keluar dalam waktu singkat ini. Lagi dibahas tentang keringanan pajak yang apa, yang dapat diberikan,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/7).
Kalla juga mengatakan bahwa keringanan pajak bagi produsen mobil listrik harus dilakukan secermat mungkin. Pemerintah juga berharap agar mobil listrik dapat berkembang di Indonesia. Sehingga dukungan akan diberikan pemerintah, salah satunya adalah dengan pemberian keringanan pajak.
Pemerintah yang tidak ingin kehilangan pendapatan dari pajak mobil listrik merasa harus hati-hati dalam menentukan formula kebijakan. Selain itu, peraturan presiden (perpres) terkait ekosistem industri mobil listrik di Indonesia hingga saat ini juga belum terbit. Padahal arus investasi pada industri mobil listrik di Indonesia mulai terlihat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, kendala penerbitan perpres mobil listrik karena adanya pro dan kontra. Kabinet kerja memiliki perbedaan pendapat terkait mobil listrik. Ada yang setuju dengan kehadiran mobil listrik dan ada yang tidak.
“Peraturan Presiden ditunggu hampir 1,5 tahun, debat antarmenteri enggak selesai-selesai. Ada yang pro mobil listrik, ada yang melawan,” kata Ignasius Jonan di Jakarta, Minggu (28/7).
Perdebatan panjang antarmenteri membicarakan komponen lokal yang kelak akan membantu produsen dalam memproduksi mobil listrik nasional. Padahal komponen lokal belum selesai dibangun. Jonan beranggapan, jika harus menunggu komponen lokal selesai dibangun, waktu yang dibutuhkan terlalu lama dan berpotensi mengulur waktu lagi.