Dilansir dari blog.netray.id: Sejak mengumumkan pemblokiran sejumlah situs dan game online pada 30 Juli lalu, Kominfo hingga kini dibanjiri sentimen negatif. Tidak hanya di Twitter, sentimen negatif serentak didengungkan di berbagai media sosial termasuk Instagram dan TikTok. Kekecewaan warganet atas aksi pemblokiran Kominfo terangkum dalam tagar #BlokirKominfo yang hingga artikel ini ditulis masih jadi trending topik Twitter.
Netray melakukan pemantauan selama dua minggu terakhir sejak 19 Juli-1 Agustus 2022 di kanal Twitter, Instagram, dan Tiktok untuk melihat seberapa besar porsi perbincangan, seperti apa Kominfo diperbincangkan di masing-masing kanal dan subtopik apa saja yang paling banyak dibicarakan di tiap kanal. Berikut hasilnya.
Dengan menggunakan kata kunci “kominfo” Netray menemukan 136,2 ribu twit warganet yang membicarakan topik ini sepanjang periode 19 Juli-1 Agustus 2022. Topik ini banyak dibicarakan sejak 30 Juli 2022 ketika Kominfo mengumumkan pembokiran beberapa situs dan game online. Adapun situs yang diblokir, yaitu PayPal, Yahoo (mesin pencarian), Epic Games, Steam, Dota, Counter Strike, Xandr.com, dan Origin (EA).
Sebelumnya, topik kominfo memang sudah ramai dibicarakan di Twitter terutama sejak wacana pemblokiran dan registrasi PSE naik pada awal Juli. Namun, perbincangan masih di bawah 4 ribu twit perhari. Sedangkan pada 30 Juli-1 Agustus 2022 perbincangan topik kominfo naik hingga 60 ribu twit dalam sehari.
Aksi pemblokiran yang dilakukan Kominfo dominan direspons negatif oleh warganet. Sejak 30 Juli, sentimen negatif meningkat signifikan dan jumlahnya terus mengalami kenaikan.
Total sentimen negatif mencapai 36 ribu twit sepanjang 2 minggu terakhir dengan sumbangan paling tinggi pada 1 Agustus 2022. Jika sebelumya warganet mengkritik kebijakan Kominfo yang kontroversial soal pemblokiran beberapa situs penting seperti PayPal hingga Steam, pada 1 Agustus sentimen negatif muncul dari reaksi warganet atas twit @secgron yang menyampaikan keresahannya atas serangan digital dan teror melalui WhatsApp sebagai dampak dari tagar #BlokirKominfo yang diramaikan publik. Akun @secgron menyebut ada 10 korban yang melapor termasuk anak di usia di bawah umur (14 tahun).
Pantauan Aksi Tagar #BlokirKominfo di Twitter, Instagram, dan TikTok
Berdasarkan pantauan Netray, tagar #BlokirKominfo mulai naik di Twitter sejak 19 Juli 2022 dan ramai digunakan pada 30 Juli 2022. Hingga artikel ini ditulis, tagar #BlokirKominfo telah digunakan sebanyak 52,5 kali dengan total partisipan lebih dari 22,5 ribu akun. Intensitas penggunaan tagar selama periode 30 Juli-1 Agustus 2022 paling tinggi hingga mencapai 13-31 ribu penggunaan per hari.
Sementara itu, warga Instagram dan TikTok juga meramaikan aksi tagar ini sejak 20 Juli 2022 dengan intensitas penggunaan tertinggi pada periode yang sama, 30 Juli-1 Agustus 2022. Di Instagram, tagar ini ditemukan dalam 1.449 postingan sedangkan di TikTok muncul dalam 276 postingan dari total 542 postingan yang membahas topik Kominfo secara umum.
Tagar #BlokirKominfo paling banyak digunakan warganet untuk menyuarakan kekecewaannya atas tindak pemblokiran yang dilakukan Kominfo. Kata “goblok” yang ditujukan warganet kepada Kominfo bahkan muncul sebanyak 429 kali selama periode pemantauan.
Demikian pula yang terjadi di Instagram dan TikTok, rangkuman unggahan populer atas topik Kominfo selama periode pemantauan memperlihatkan bahwa kritik terhadap tindakan Kominfo paling banyak meraih atensi publik. Artinya, banyak warganet yang sependapat dengan kritik yang disampaikan sejumlah akun Instagram seperti @kokbisa, @bangsamahasiswa, @lbh_jakarta hingga pemilik akun TikTok @rianfahardhi ataupun @daffaodon.
Jika dilihat dari impresinya atau keterlibatan antar pengguna media sosial, Twitter menjadi wadah aspirasi yang paling banyak digunakan warganet untuk menyalurkan kekecewaan yang dirasakan. Selain itu, TikTok, meskipun postingan yang membahas topik Kominfo tak sebanyak Instagram, tetapi warganya cukup kritis menyoal isu ini setelah warganet Twitter.
Namun secara keseluruhan muatan sentimen di masing-masing kanal (Twitter, Instagram dan TikTok) sama-sama didominasi oleh sentimen negatif, baik untuk tagar #BlokirKominfo maupun isu Kominfo secara umum.
Editor: Irwan Syambudi