Bayuwangi, (22/12/2019) – Seorang pastor di Banyuwangi mendirikan mushala di Griya Ekologi Kelir milik SMA Katolik Hikmah yang berada di bawah Yayasa Karmel Keuskupan Malang.
Mushala sederhana berkapasitas 12 orang ini dibangun oleh Romo Tiburtius Catur Wibawa sejak Mei 2019. Alasannya, agar tamu Muslim yang berkunjung ke Griya Ekologi Kelir dapat beribadah dengan nyaman.
Griya Ekologi Kelir terletak di desa Kelir Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Di tempat ini, Romo Catur memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta pada alam.
“Ketika rumah ini dibangun, banyak tamu yang berkunjung ke rumah edukasi ini dari lintas agama. Ada yang beragama Kristen, Katolik, dan Islam. Oleh sebab itu, saya berinisiatif membangun Mushala kecil agar tamu muslim yang berkunjung dapat beribadah dengan nyaman”, terangnya Melansir Kompas.com, Sabtu (21/12/2019).
Selain itu, Romo Catur juga tengah mendirikan Rumah Maria agar tamu Nasrani yang berkunjung dapat beribadah dengan tenang.
“Rumah maria sedang dalam proses pembangunan” ujarnya.
Pastor Catur WIbawa kuliahkan siswa muslim hingga jadi sarjana
Ia berkisah, ketika masih menduduki jabatan Kepala Sekolah SMA Katolik Hikmah Mandala, Romo Catur sempat menguliahkan salah satu siswanya yang beragama Islam yakni Martina Puspita (25) yang lulus SMA pada tahun 2011.
Martina melanjutkan studinya di Universitas Jember dengan program studi Bahasa Sastra Indonesia.
Setelah rampung dengan kuliahnya, Martina diminta Romo Catur untuk mengabdi ke almamaternya dan mengajar Bahasa Indonesia di SMA Katolik Hikmah Mandala.
“Saat itu saya bilang Romo Catur saya menggunakan Jilbab. Lalu romo berkata ya nggak apa-apa. Ngajar saja, yang penting jilbabnya rapi,” kata Martini, mengutip Kompas.com.
Asal tau saja, ketika masih menjadi kepala sekolah sejak tahun 2006 sampai 2018, Romo Catur telah memberikan beasiswa kepada 11 orang lulusan SMA Katolik Hikmah Mandala.
“Saya kuliahkan mereka yang berkeinginan kuat untuk kuliah dan secara ekonomi menengah ke bawah. Saya juga tidak mengikat mereka, bebas setelah lulus mau kemana saja,” ungkap Romo Catur.
“Dari sembilan yang sudah lulus, semuanya mengajar tidak hanya di sini, ada juga yang di Malang. Salah satunya ya Bu Martina,” tambah Pastor Catur Wibawa.