Djawanews.com – Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa dipastikan tidak akan mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada November ini. KIB masih menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capres pilihannya.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, bulan November ini bertepatan dengan Rabiul Akhir menurut kalender Islam. KIB memaknainya untuk berhati-hati dalam menentukan pilihan.
"Jadi kalau Rabiul Akhir harus berhati-hati," kata Airlangga usai Silaturahim Nasional KIB di Hotel Dalton Makassar, Minggu 6 November.
KIB masih menunggu hari baik untuk mengumumkan pasangan capres dan cawapres yang akan diusung pada pilpres mendatang.
"Maka kita mesti cari bulan yang betul-betul alam semestanya mendukung kita dan baik. Dari situlah akan kita luncurkan siapa cawapres dan capres dari KIB," kata Airlangga.
Di samping itu, Airlangga menilai, pada bulan ini juga bertepatan dengan momen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali. Sehingga, KIB yang notabene merupakan koalisi pemerintahan saat ini tak mau menganggu konsentrasi Presiden Joko Widodo dengan urusan politik jelang pesta demokrasi
"KIB tidak ingin mengganggu perhatian Presiden Joko Widodo selama penyelenggaraan G20 di Bali. Sebab, bagi KIB, keberhasilan G20 di Indonesia akan menjadi legacy yang baik bagi Indonesia di mata internasional," ucapnya.
Terkait dengan kriteria capres yan akan diusung KIB pada Pilpres 2024, KIB membocorkan tiga hal. Pertama, memiliki jam terbang tinggi, memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai politik.
"Disini banyak kader yang sudah berpengalaman. Jam terbangnya tinggi, yang paling penting selain punya NIK, punya KTA. Karena ini KIB adalah koalisi yang anggotanya partai politik. Jadi kalau parpol perlu NIK dan KTA. Ini menjadi kunci," tegasnya.
Airlangga juga menyatakan, KIB siap untuk melanjutkan legacy yang baik dari pemerintahan Presiden Jokowi.
"Disini saya nyatakan yang paling siap untuk melanjutkan legacy itu adalah tiga partai politik. Golkar PAN, dan PPP," pungkas menteri koordinator bidang perekonomian itu.