Djawanews.com – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akhir-akhir ini menjadi sorotan publik, terlebih dari para alumni 212.
Bahkan Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif meminta, agar Jenderal TNI Dudung tidak memecah belah TNI dan Ummat Islam.
Salah satu yang menjadi sorotan yakni ceramah subuh Jenderal Dudung di salah satu masjid. Ketika ceramah Dudung menyarankan agar tidak terlalu dalam ketika mempelajari agama.
Dia juga menyebutkan beberapa tingkatan orang beriman antara lain iman taklid (hanya mengikuti), iman ilmu, iman iyaan, dan iman haq.
Lantas Dudung mengatakan banyak dari kalangan umat Islam yang terpengaruh beberapa hadis Nabi Muhammad SAW.
“Sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama,” tandasnya, mengutip suara.com, Selasa, 7 Desember.
Terkait hal itu, Slamet meminta Jenderal TNI Dudung Abdurachman agar tidak terus mencari panggung.
“Enggak usah cari panggung dengan hal-hal yang dapat memecah belah TNI dan umat,” kata Slamet, Senin, 5 Desember.
Daripada menceramahi umat, Slamet menyarankan Jenderal Dudung untuk fokus kepada tugas pokok dan fungsi sebagai KSAD.
Terlebih masih banyak pekerjaan rumah di kemiliteran yang belum bisa diselesaikan mantan Pangdam Jaya dan Pangkostrad itu.
“Pak Dudung kembalilah fokus pada tupoksinya saja. Banyak PR besar di TNI yang harus diselesaikan,” tegas Slamet.
Secara terpisah, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung yang meminta ummat Islam jangan terlalu dalam pelajari agama.
“Saya tidak tahu apa yang dimaksud beliau. Makanya saya tanya, apa maksudnya?” tanya Kiai Cholil.