Djawanews.com – Ketua IDI dr. Daeng Faqih menilai video hoaks Anji bersama Hadi Pranoto, seseorang yang mengaku sebagai pakar mikrobiologi dan mengklaim telah menemukan obat herbal yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19 berpotensi mengikis kepercayaan masyarakat pada informasi resmi dan sahih yang disampaikan ilmuwan.
“Jangankan yang disampaikan oleh influencer, oleh masyarakat biasa saja, menyampaikan informasi yang tidak valid sumbernya kemudian tidak benar faktanya itu kan kami khawatirkan berpengaruh pada masyarakat. Apalagi yang menyampaikan influencer,” kata Ketua IDI dr. Daeng Faqih.
“Kalau Anji mau mengetahui yang sebenarnya, kami sarankan bertanya kepada ahlinya,” lanjutnya menambahkan.
Dalam video berdurasi sekitar 30 menit tersebut, Anji menghadirkan narasumber bernama Hadi Pranoto, seseorang yang mengaku sebagai pakar mikrobiologi dan mengklaim telah menemukan obat herbal yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19 dalam hitungan hari. Tak hanya itu, Hadi Pranoto juga mengklaim obat herbal racikannya mampu mencegah penularan Covid-19.
Hadi Pranoto lebih lanjut juga mengumbar klaim-klaim luar biasa, seperti adanya metode tes “swab digital” dengan harga sangat murah – hanya Rp10.000-20.000. Lalu virus Covid-19 tidak bisa dilawan dengan vaksin dan baru bisa mati pada suhu 350 derajat celsius, serta virus Covid-19 berasal dari Perang Korea.
Namun demikian, riwayat Hadi Pranoto yang dipanggil Anji dengan sebutan “Profesor” dan “dokter” tersebut tidak bisa ditemukan di pangkalan data pendidikan tinggi yang dikelola Kemendikbud. Pun makalah risetnya tentang obat herbal tidak ditemukan di Google Scholar maupun portal SINTA milik Kemenristek.
Ketua IDI, Dokter Daeng Faqih, juga mengatakan, asosiasi dokter di Lampung tidak mengenal nama Hadi Pranoto.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.