Djawanews.com – Menurut survei pengelola Perguruan Tinggi Swasta (PTS), setidaknya ada 73 persen mahasiswa yang memutuskan untuk pulang kampung karena adanya pandemi. Gara-gara ini, Ketua Asosiasi PTS Indonesia, Prof Fathul Wahid, menyebut bahwa Yogyakarta kehilangan Rp27 miliar per hari.
Kepulangan mahasiswa itu berdampak pada jumlah peredaran uang di Yogyakarta. Karena biasanya uang para mahasiswa yang dibelanjakan di Yogyakarta sebagian besar dari para mahasiswa.
“Jadi sekarang di DIY itu, dari sumber mahasiswa saja, diploma dan sarjana, ada potensi uang beredar yang berkurang sampai Rp 833 miliar perbulan. Atau kalau kita bagi 30, sekitar Rp 27 miliar perhari. Bisa dibayangkan, seberapa signifikan terhadap perputaran roda ekonomi lokal,” kata Wahid dalam diskusi daring Persiapan Kebiasaan Baru pada Perguruan Tinggi di DIY, Rabu (22/7) lalu.
Setiap bulannya, seorang mahasiswa belanja hampir Rp1 juta untuk kebutuhan makan dan minum. Untuk kebutuhan tempat tinggal uang yang dikeluarkan sekitar Rp400 ribu, sedangkan untuk rekreasi, hiburan, dan gaya hidup sekitar Rp700 ribu.
Bank Indonesia (BI) menghitung, jumlah belanja kebutuhan satu orang mahasiswa selama sebulan di Kota Pelajar tersebut mencapai Rp 3 juta.
Ketua Asosiasi PTS Indonesia yang sekaligus sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengatakan bahwa adanya mahasiswa di Yogyakarta sangat berdampak bagi masyarakat, terutama dalam hal ekonomi. Oleh karenanya, kehadiran mahasiswa ke Yogyakarta seharusnya tidak mengalami penolakan dan gejolak.