Djawanews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menginap di rumah seorang guru honorer bernama Sukardi Malik, diNusa Tenggara Barat, Jumat, 8 Agustus.
Sukardi sudah mengabdi sebagai guru honorer selama 25 tahun dan saat ini menjadi peserta Seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Sesuatu hal yang tidak diduga oleh Sukardi, Nadiem menginap di rumhanya setelah ia meminta izin agar bis menginap di rumahnya.
"Mohon izin jika dibolehkan, saya ingin menginap di rumah bapak," kata Nadiem.
Sukardi Malik mengizinkan Menteri Nadiem untuk bermalam di rumahnya. Ia juga mengenalkan Nadiem kepada anak dan istrinya.
Selama bermalam di rumah Sukardi, Nadiem mendengarkan cerita suka duka menjadi guru honorer. Misalnya, terkait perlunya memiliki berbagai pekerjaan sampingan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, sambil terus mengajar.
“Sudah menjajal beragam pekerjaan seperti pembuat anyaman bambu, tukang, hingga ojek. Tak jarang ia diprotes rekan di pekerjaan sampingannya karena sering mengutamakan mengajar anak-anak terlebih dahulu,”ungkap sukardi
Bagi Sukardi, menjadi seorang guru bukan hanya sekedar mencari nafkah, tetapi merupakan panggilan jiwa.
"Saya pernah bekerja di Kalimantan, jadi mandor di kebun, penghasilannya banyak, tapi batin saya kurang sreg. Rasanya kurang berkah. Beda saat menjadi guru," ujarnya
Sukardi juga bercerita bagaimana bangganya seorang guru ketika anak didiknya tumbuh menjadi orang yang sukses.
"Saya pernah mengajar anak seorang ulama, kami di sini menyebutnya Tuan Guru. Sekarang dia menjadi Tuan Guru di pesantren. Suatu saat saya diundang ke sana, kemudian dikenalkan di hadapan banyak santri sebagai guru dari seorang Tuan Guru. Rasanya saya bangga sekali sampai tak bisa berkata-kata," tuturnya.
Apa yang diceritakan guru Sukardi Malik menjadi inspirasi bagi Nadiem untuk terus berupaya menghadirkan kebijakan yang menyejahterakan para guru honorer.