Djawanews.com – Dua puluh enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Afghanistan berhasil dievakuasi pemerintah dengan pesawat evakuasi milik TNI AU Boeing 737-400. Mereka tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (21 Agustus) pagi.
Namun dibalik evakuasi tersebut, karena situasi dinamika yang tinggi di Kabul, ada proses panjang dan tidak mudah yang harus dilalui oleh pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut evakuasi yang dilakukan membutuhkan konsep kehati-hatian dan lowkey (rahasia).
"Kehati-hatian dan sifat lowkey diperlukan mengingat adanya dinamika di lapangan sangat tingi dan situasi yang sangat cair."
"Semua kehati-hatian ini harus kami lakukan demi keselamatan warga negara Indonesia dan evacuee lainnya serta demi kelancaran pelaksanaan misi evakuasi secara keseluruhan," ucap Retno, dikutip dari kanal YouTube Kemenlu, Sabtu, 21 Agustus.
Awalnya, evakuasi direncanakan menggunakan pesawat sipil. Namun kemudian diganti Boeing 737-400 milik TNI AU karena perubahan situasi di Kabul.
"Sesuai koordinasi dengan Panglima TNI, diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer," jelas dia.
Hal itu mempertimbangkan lama waktu penerbangan Islamabad-Kabul yang sangat pendek yaitu sekitar 1 jam atau kurang dari 1 jam. Jika menggunakan jenis Boeing 737-400, pesawat dapat bergerak cepat jika kesempatan mendarat di Kabul sewaktu-waktu diberikan.
Pesawat evakuasi mendarat di Islamabad pukul 20.27 waktu setempat sebelum dibolehkan mendarat di Kabul. Proses landing di Kabul ini tidak mudah karena izin yang sebelumnya diberikan oleh Bandara Hamid Karzai, Kabul, ditarik kembali karena kondisi perkembangan di lapangan yang tidak kondusif.
Sementara itu, pemerintah terus berkoordinasi secara internal maupun eksternal untuk menyiapkan evakuasi dan mengurus izin mendarat di Kabul.
Menlu Retno memimpin langsung rapat koordinasi dengan tim evakuasi yang di Jakarta, Islamabad, dan Kabul.
Komunikasi juga dilakukan dengan sejumlah negara, yakni kepada Menlu Turki, Norwegia, pihak Belanda, Amerika Serikat dan NATO.
"Proses ini benar-benar proses yang tidak mudah dan butuh koordinasi yang kuat," imbuhnya.
Setelah melalui berbagai proses, akhirnya pada Jumat (20 Agustus) dini hari, tim evakuasi memperoleh kembali izin mendarat di Kabul. Tim evakuasi langsung melakukan persiapan dan berangkat menuju Kabul sekitar pukul 04.10 dan tiba di Kabul pada pukul 05.17 waktu setempat.
"Rencana awal, pesawat hanya berhenti selama 30 menit."
"Namun kembali terjadi dinamika sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam," jelas dia.
Setelah situasi kondusif, pesawat evakuasi ini terbang dari Kabul pada pukul 07.10 dan tiba di Islamabad pada pukul 08.11 waktu setempat untuk mengisi bahan bakar.
Kemudian, kembali terbang menggunakan rute yang sama pada saat keberangkatan.
"Alhamdulillah, pesawat TNI Angkatan Udara sudah tiba kembali di Bandara Halim Perdanakusuma pada pagi hari ini, 21 Agustus 2021," kata Retno.