Djawanews.com - Pegiat media sosial Denny Siregar ikut berkomentar soal pernyataan Jusuf Kalla yang meminta Menteri Luar Negeri mencabut status teroris Taliban di PPB agar bisa diundang ke Indonesia.
Menurut Denny, Jusuf Kalla terlalu terburu-buru dengan pernyataan ini.
"Pak JK, mending sabar nunggu proses peralihan di Afghanistan. Kalau selama setahun dua tahun mereka baik, bolehlah. Karna nanti bapak malu kalo ternyata mrk msh beringass.. Kalo cuman bapak malu sendiri sih gpp. Jangan bawa2 negara ikut malu.." sindir Denny lewat akun Twitter-nya, @dennysiregar7 dikutip Minggu (22/8/2021).
Denny melanjutkan, banyak politisi yang memiliki model seperti Jusuf Kalla. Kelompok-kelompok garis keras akan dirangkul dengan harapan suatu saat mereka bisa berubah.
Sayangnya itu salah. Di massa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, strategi merangkul ini dilakukan tetapi imbasnya kelompok garis keras makin membesar.
"Banyak politisi di sini, modelnya spt pak JK. Mrk ingin rangkul para garis keras, dgn harapan org2 itu bs berubah. Tp mrk selalu salah. Di masa SBY, kelompok ini dirangkul terus dan membesar, hingga akhirnya siap terkam kita. Binatang buas tempatnya di ragunan, bukan di rumah," terang Denny.
Cara politisi seperti Jusuf Kalla ini sama persis dengan yang dijalankan Amerika Serikat. "Kadrun dirangkul utk dimanfaatkan secara politis. Ya, mrk jg akhirnya memanfaatkan para politisi itu scr politis jg. Harusnya tiru China. Rangkul dgn memberi manfaat ekonomi. Sibukkan mrk dgn kerjaan, bukan dg agama," ucapnya.
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, Indonesia selalu berperan aktif mendorong konflik di Afghanistan diselesaikan dengan damai. Salah satu peran Indonesia yakni melakukan mediasi dengan mengundang Taliban dan pemerintahan Afghanistan ke Indonesia.