Djawanews.com - Pilot pesawat angkut C-17 milik milter AS memilih menurunkan ketinggian pesawat dari 28.000 kaki (8.534 meter). Ketinggian pesawat itu berbahaya bagi keselamatan salah seorang perempuan Afghanistan yang sedang hamil tua.
Sang ibu mulai mengalami komplikasi hebat saat pesawat berada di ketinggian segitu karena tekanan udara yang lebih rendah di dalam pesawat.
"Komandan pesawat memutuskan untuk turun di ketinggian untuk meningkatkan tekanan udara di pesawat, yang membantu menstabilkan dan menyelamatkan nyawa ibu," kata tweet @AirMobilityCmd, Komando Mobilitas Udara AS Senin 23 Agustus.
Perempuan itu adalah satu dari sejumlah warga Afghanistan yang kabur setelah negara itu berhasil dikuasai Taliban. Mereka melarikan diri dari Bandara Kabul.
Begitu pesawat mendarat di pangkalan Ramstein, personel dari Grup Medis ke-86 Angkatan Udara membantu pengiriman bayi di ruang kargo C-17, kata tweet itu. Ibu dan bayi kemudian dibawa ke fasilitas medis terdekat di mana mereka dalam kondisi baik.
Pangkalan Udara Ramstein telah muncul sebagai titik transit utama bagi para pengungsi dari Afghanistan.
Jenderal Hank Taylor mengatakan kepada wartawan selama briefing di Pentagon pada hari Sabtu bahwa C-17 memindahkan pengungsi dari pangkalan udara di Qatar ke Jerman untuk meringankan tumpukan orang di pangkalan Qatar, di mana banyak penerbangan yang datang langsung dari Kabul telah dihentikan.