Kesultanan Pontianak tidak luput dari peran Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang merupakan putra ulama keturunan Arab Hadramaut dari Kerajaan Mempawah.
Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Alkadrie lahir pada tahun 1142 Hijriah atau 1729/1730 M, dan merupakan keturunan dari Nabi Muhammad.
Alkadrie adalah keturunan Nabi yang berasal dai Imam Ali ar-Ridha yang merupakan salah satu Imam besar dari golongan Ahlul Bait Nabi. Ayah Alkadrie adalah seorang Al Habib Husin yang terkenal sebagai penyebar ajaran agama Islam asal Arab.
Kesultanan Pontianak dan Tradisi Kerajaan Islam Nusantara
Kesultanan Pontianak merupakan salah satu dari kerajaan yang dibangun ketika masa-masa penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Kesultanan Pontianak merupakan estafet dari tradisi pembentukan kerajaan Islam di kalimantan.
Terbentuknya Kesultanan Pontianak berawal dari perjalanan Alkadrie bersama beberapa saudaranya, tiga bulan setelah ayahnya wafat (pada tahun 1184 Hijriah) di Kerajaan Mempawah.
Tujuan dari perjalanan Alkadrie adalah mencari tempat baru. Bersama saudara-saudaranya, Alkadrie berangkat menggunakan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti.
Ketika sampai di sebuah tanjung (yang sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong atau Tanjung Dhohor) Alkadrie berhenti untuk menunaikan ibadah Dzuhur.
Pada mulanya, Alkadrie berniat untuk menetap di sana, akan tetapi dirinya kemudian mendapatkan firasat tidak baik dan memilih melanjutkan perjalan hingga ke hulu sungai.
Gangguan Kuntilanak dan Berdirinya Kesultanan Pontianak
Ketika rombongan Alkadrie menyusuri Sungai Kapuas, kemudian mereka menemukan sebuah pulau. Pulau tersebut kini dikenal sebagai Batu Layang, dan merupakan tempat pemakaman keturunan Alkadrie.
Sejarah Kesultanan Pontianak tidak lepas dari cerita turun-temurun yang menyatakan ketika rombongan Alkadrie berada di Pulau (Batu Layang) mendapatkan gangguan dari hantu Pontianak atau Kuntilanak.
Hantu Kuntilanak, Pontianak atau Puntianak merupakan hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia ketika akan melahirkan anaknya. Puntilanak sendiri adalah singkatan dari “perempuan mati beranak”.
Setelah hantu Pontianak dapat dikendalikan, Alkadrie bersama rombongan melanjutkan perjalanan untuk menyusuri Sungai Kapuas Kalimantan. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 1771, rombongan tiba pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Kemudian rombongan selama delapan hari membuka lahan hutan, lalu Alkadrie membangun sebuah rumah dan balai-balai. Kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak, yang terinspirasi dari gangguan hantu.
Kemudian pada 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah, dengan dihadiri Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pertama.
Syarif Abdurrahman Alkadrie menjadi sultan dengan gelar yang disematnya, yaitu Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Kesultanan Pontianak di bawah kepemimpinan Alkadrie berkembang menjadi sebuah kota pelabuhan dan perdagangan di nusantara yang maju.