Djawanews.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau hibah asing hanya digunakan untuk mendukung infrastruktur mitra BGN terkait program tersebut.
“Dana CSR hanya digunakan untuk mendukung infrastruktur mitra BGN, sedangkan anggaran program MBG sepenuhnya bersumber dari APBN,” kata Dadan.
Ia juga menambahkan bahwa bantuan asing hanya berbentuk pelatihan dan pendampingan teknis, tanpa pendanaan langsung terhadap program MBG.
Program MBG dirancang untuk meningkatkan jumlah penerima manfaat secara bertahap:
Pada Januari-April 2025, 3 juta penerima dengan anggaran Rp 71 triliun. April-Agustus 2025 dengan 6 juta penerima. Agustus-September 2025, 15-17 juta penerima dan akhir 2025 menjangkau hingga 82,9 juta penerima dengan total anggaran Rp 100 triliun.
Pada tahun 2026, program ini ditargetkan menjangkau seluruh sasaran, yaitu 82,9 juta penerima sepanjang Januari-Desember, dengan anggaran mencapai Rp 400 triliun.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa efisiensi anggaran merupakan kunci keberhasilan program ini. Meskipun rincian efisiensi tersebut tidak diungkapkan, Dadan menyebutkan bahwa pemerintah berkomitmen memastikan dana yang ada cukup untuk membiayai seluruh tahapan program.
“Presiden memastikan anggaran ini murni dari negara untuk rakyatnya,” ujar Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan status gizi masyarakat, terutama anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini juga menjadi salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.