Pemindahan ibu kota diyakini akan dapat menyumbang PDB sebesar Rp 15 triliun.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla terus melakukan kajian tentang rencana pemindahan ibu kota negara. untuk kepastian lokasinya akan diumumkan pemerintah pada tahun ini.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan insfratruktur baru akan dimulai pada 2021-2024. Sedangkan tahun 2020 akan dipersiapkan untuk perencaan masterplan termasuk detil dan design calon ibu kota negara baru.
Kepala bappenas memperkirakan, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta akan menelan biaya hingga Rp 446 triliun. sampai saat ini, pemerintah masih optimis pemindahan ibu kota tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemindahan ibu kota diyakini dapat dongkrak pertumbuhan ekonomi
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pemindahan ibu kota ke luar pulau jawa akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia menilai, rencana tersebut akan memberikan kontribusi sebesar 0,1 persen terhadap Produk Domestik bruto (PDB). Artinya jika PDB RI saat ini berada di level Rp15 ribu triliun, maka pemindahan ibu kota akan mampu menyumbang Rp15 triliun.
“Angka tersebut (0,1 persen), meski kecil, namun memberikan kontribusi
yang besar. Karena PDB kita sekarang mencapai Rp15 ribu triliun. Jadi, 0,1
persen itu dampak langsungnya mungkin Rp15 triliun,” terang Bambang di
Kantor Bappenas, Rabu (26/6).
Adanya penciptaan sumber daya potensial
yang selama ini belum maksimal pemanfaatanya dinilai bambang sebagai faktor
utama untuk menikkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bambang optimis, pemindahan ibu kota juga akan mampu menaikkan price of capital dan price of labour. Dia mengatakan dua faktor ini diharapakan memperkecil disparitas atau ketimpangan sosial, lantaran akan menciptakan penganekaragaman industri ke arah sektor padat karya
selanjutnya Bambang menerangkan pemindahan ibu kota juga dapat memberikan efek
ganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional. Pendapat bambang
tersebut bukan tanpa alasan Proyeksi ini didasarkan studi pemindahan ibu kota
Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia.
Dia kembali berujar, rencana akbar tersebut juga akan turut berdampak dalam
mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah sebab akan mendorong perdagangan
dan investasi.