Djawanews.com – Indonesia di prediksi akan menghadapi gelombang ketiga COVID-19. Kementerian Kesehatan RI meyakini hal itu bisa terjadi jika melihat peningkatan mobilitas dan abainya protokol kesehatan di tengah pelonggaran pembatasan.
Bahkan menurut juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bisa jadi kasus COVID-19 di gelombang ketiga dilaporkan lebih tinggi ketimbang gelombang sebelumnya. Namun, jika melihat vaksinasi yang terus meningkat, kasus rawat inap hingga kematian bisa banyak dicegah.
"Kalau kita bandingkan dengan periode pertama yang pasti kemungkinan akan lebih tinggi, karena kita tahu jenis virusnya berbeda, bahkan kita tahu mengalami yang jauh lebih tinggi kasusnya di bulan Juli kemarin bahkan sampai 54 ribu kasus terkonfirmasi positif COVID-19," ungkap dr Nadia dalam webinar VivaTalk, Kamis, 21 Oktober.
"Nah hanya memang cakupan vaksinasi kita ini cukup baik ya artinya untuk 50 persen sasaran vaksinasi kita, saat ini sudah 110 juta orang mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Artinya mereka punya proteksi sekitar 40 persen, risiko menjadi sakit atau tertular covid-19 itu tinggal 60 persen."
Meskipun vaksinasi bisa memberikan proteksi, masih ada kemungkinan laju peningkatan kasus karena perlindungan dari vaksinasi tidak mencapai 100 persen. Oleh karena itu, dr Nadia mengimbau agar masyarakat tidak euforia agar bisa menahan laju penularan di gelombang ketiga COVID-19.