Djawanews.com - Nada-nada optimisme diucapkan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan. Tapi publik mempertanyakan Jokowi yang tak ada ucapan belasungkawa atas kematian lebih dari 100 ribu orang akibat COVID-19.
Staf khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini membantah jika ada anggapan Jokowi terkesan menghiraukan angka kematian itu. Jokowi --kata Faldo-- sangat berduka dengan kepergian lebih dari 100 ribu korban jiwa akibat pandemi COVID-19.
Bagi Faldo, Jokowi sudah menunjukan bagaimana belasungkawa dan penghormatan yang tertinggi bagi para korban meninggal dunia dan juga tenaga kesehatan yang bertarung di garis depan pertempuran melawan COVID-19.
"Dengan bekerja sebaik-baiknya mengatasi pandemi, menggenjot vaksinasi dan memastikan, fasilitas kesehatan tersedia bagi yang terpapar," kata Faldo saat dihubungi, Selasa 17 Agustus 2021.
"Fokus dan kerja keras ini terbukti secara data mampu menahan laju penularan COVID-19," sambung politisi PSI ini.
Faldo bilang, seperti itulah cara Jokowi dan pemerintah menunjukkan hormat dan simpati. Caranya dengan berupaya menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan kebijakan Gas dan Rem yang tepat, seperti sudah disebut Presiden dalam pidatonya.
"Menaikan angka 3T, menurunkan angka BOR, dan penularan dengan sebaik-baiknya. Simpati diperlihatkan lewat bekerja. Kita tidak hanya berpikir bertahan dalam pandemi, namun harus memenangkan ini di menit-menit tersisa," tandasnya.